Poetrena Oneal
Pegiat Lingkungan yang Bela Perempuan dan Kaum Minoritas
- Beranda /
- Parlemen Kita /
- Jumat, 12 April 2019 - 20:17 WIB
Poetrena mengangap PSI sebagai kendaraan yang tepat untuk memperjuangkan dan menyuarakan aspirasi perempuan plus kelompok minoritas. Pasalnya, sejumlah partai politik justru beberapa kader-kadernya terjerat kasus korupsi
TOKOHKITA. Masih muda, cantik dan smart. Begitulah sosok Poetrena Oneal, Caleg DPRD Jawa Barat I Dapil Bandung dan Cimahi yang diusung oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini memutuskan terjun ke pentas politik praktis. Pilihan jalan perjuangan yang ditempuh sekarang, dilatari kegusarannya terhadap nasib kaum perempuan dan kelompok marginal yang selalu terabaikan. “Jadi ingin memcoba memperjuangkan lewat politik praktis,” kata perenpuan berhijab yang selama ini menjadi penggiat lingkungan.
Poetrena megatakan, berlabuh ke PSI yang merupakan partai baru karena memang kesempatan pertama masuk kedua politik datang dari partai besutan Grace Natalie itu. “Sekarang ada kursi 30% untuk perempuan. Ada peluang masuk dari PSI,” aku alumnus Fikom Universitas Islam Bandung (Unisba). “Saya juga senang dengan aktivitas sosial dan punya misi sosial di bidang lingkungan itu awalnya. Tapi karena masuk PSI, disuruh belajar gender, jadi perjuangin isu perempuan juga,” ujarnya.
Poetrena mengangap PSI sebagai kendaraan yang tepat untuk memperjuangkan dan menyuarakan aspirasi perempuan plus kelompok minoritas. Pasalnya, sejumlah partai politik justru beberapa kader-kadernya terjerat kasus korupsi. “Inilah (korupsi) yang akan diperangi habis-habisan sama PSI. Memerangi sistem politik yang korup dan saya bersyukur berada di kendaraan politik yang tepat,” ungkapnya.
Meski demikian, ia menyadari sebagai politikus yang bisa dibilang masih bau kencur, kondisi politik yang sarat konflik kepentingan dan perebutan kekuasaan bahkan dilakukan dengan cara-cara kotor, tentunya tidak bakalan serta merta dirinya bisa mengubah wajah politik Indonesia menjadi bersih tanpa praktik culas tersebut.
“Kalau untuk saat ini, saya ikut mewarnai politik dengan kebijakan besar PSI. Menyuarakan antikorupsi, antiintoleransi dan memperjuangkan kaum minoritas, perempuan dan anak. Sisanya, saya mengkampanyekan misi saya yaitu hidup berkesadaran, back to nature, zerowaste dan hidup organik yang sebenernya satu paket,” beber dia.
Makanya, di sela-sela kampanye, Poetrena terus berupaya memberikan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana pentingnya memilah dan memilih sampah. “Kita kan selama ini mikirnya buang sampah pada tempatnya itu cukup, ya. Ternyata, enggak cukup. Kita harus memilah dan meminimalisasi si sampah ini,” tukasnya.
Menurut Poetrena, ada nilai ekonomi juga dibalik memilah sampah. Ternyata, sampah anorganik masih bisa dimanfaatkan, bisa dijual seperti botol, gelas plastik dan lainnya. Barang-barang sisa ini kalau tidak dipilah dan bercanpur dengan sampah dapur akan menjadi bau, sehingga harga ekonominya jatuh. “Dengan memilah sampah ini ada nilai sosial. Mang-mang sampah jadi lebih berat kerjaannya kalau sampah tiap rumah tidak dipilah. Jadi merekalah yang memilah sampai akhirnya sampah itu dikirim ke tempat pembuangan akhir,” tuturnya.
Nah, pada akhirnya sampah-sampah yang dibuang begitu saja ke tong sampah hanya mencemari lingkungan. “Pernah enggak terpikir akan jadi apa sampah-sampah yang berujung di TPA itu? Enggak jadi apa-apa dan cuma ditimbun, jadi residu. Ada diapers dan pembalut, selain itu styrofoam, dan aneka plastik yang enggak bisa dijual,” kritiknya.
Masih soal sampah, Poetrena menyebutkan, sudah banyak digelar diskusi dan pelatihan mengenai penanganan dan pengolahan sampah yang berakhir di TPA. Tapi buktinya belum menjadi solusi untuk mengurasi sampah dan dampak pencemaran terhadap lingkungan. Menurut dia, hanya kemungkinan kecil ada solusi. Yang jelas, solusi terbaik dari masalah ini adalah edukasi dan penyadaran akan sampah itu sendiri. Peningkatan awareness pada setiap individu akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengurangi masalah sampah.
“Kebayang kan, kalau tiap individu bisa tahan nafsu untuk enggak nyampah, sedang di dunia ini ada banyak individu yang berperan 'nyumbang' sampah. Ayolah khalifah khalifah fil ard, jangan teriak-teriak masalah lain tapi lingkungan enggak diperhatiin. Teriak masalah pemerintahan, or somewhatever boleh lah, tapi berperan jugalah dalam menjaga bumi ini,” ajak Poetrena.
Apa yang disuarakan Poetrena tidak sekadar tong nyaring bunyinya. Ia bahkan turun gunung untuk kampanye peduli lingkungan dengan mendatangi masyarakat dan memberikan edukasi tentang zerowaste. Belum lama ini, salah satu lokasi yang disambangi adalah lingkungan warga di Lapang Tembak , Gunung Bohong, Kecamatan Padasuka, Cimahi. “Kegiatannya sosialisasi ke warga, cara pilah sampah sama nemenin akang tukang sampahnya milah sampah di TPS,” tuturnya.
Selain terjun langsung ke masyarakat, mantan Ketua BEM Fikom Unisba yang pernah mengeyam pendidikan SMP dan SMA di Pondok Pesantren Gondor Putri ini aktif menyuarakan kampanye peduli lingkungan di media sosial Instagram.
Editor: Tokohkita