Akhmad Sujadi
Menata Transportasi Kabupaten Jakarta Kepulauan Seribu
Langkah penambahan nama Jakarta agar meski wilayahnya terpisah laut, Kabupaten Jakarta Kepulauan Seribu terasa dekat karena sering disebut. Hal yang sering disebut akan menjadi perhatian baik dari internal oleh kalangan DKI maupun eksternal.
Ibukota Jakarta tidak hanya memiliki wilayah daratan saja, namun juga memiliki wilayah laut dan kepulauan yang jika dibandingkan dengan wilayah daratan Jakarta wilayahnya laut dan kepulauanya lebih luas. Kabupaten Kepulauan Seribu merupakan bagian dari wilayah DKI Jakarta, yang merupakan wilayah kepulauan terdekat dengan Ibu kota. Gubernur Anies Baswedan telah mengubah nama Kabupaten Kepulauan Seribu menjadi Kabupaten Jakarta Kepulauan Seribu.
Langkah penambahan nama Jakarta agar meski wilayahnya terpisah laut, Kabupaten Jakarta Kepulauan Seribu terasa dekat karena sering disebut. Hal yang sering disebut akan menjadi perhatian baik dari internal oleh kalangan DKI maupun eksternal.
Kabupaten Jakarta Kepulauan Seribu termasuk wilayah tertinggal di DKI Jakarta dibanding wilayah daratan Jakarta. Bidang transportasi, suplai listrik harga pangan dan masalah transportasi sebagai urat nadi perekonomian di Kabupaten Jakarta Kepulauan Seribu masih tertinggal jauh karena pada masa sebelumnya masih kurang mendapat perhatian.
Membangun dan menata Kabupaten Jakarta Kepulauan Seribu tidak terlepas dari membangun transportasi laut sebagai sarana akses utama dari daratan Jakarta menuju ke pulau-pulau di wilayah Kepulauan Seribu, baik akses dari Jawa maupun akses antar pulau di Kepulauan Seribu. Transportasi darat di Ibukota Jakarta ada kereta api perkotaan, KRL Jabodetabek. Ada pula LRT dan MRT yang baru saja diresmikan pengoperasianya. Lalu ada pula TransJakarta atau Busway dan Angkot Jaklingko yang seluruh penumpangya disubsidi negara melalui Pemprov DKI Jakarta.
Membandingkan transportasi daratan di Ibu Kota dengan transportasi perairan di wilayah Kepulauan Seribu sangat njomplang. Untuk menata persoalan tersebut, saat berkunjung ke Pelabuhan Tanjung Priok pada angkutan lebaran, Gubernur Anies Baswedan bertemu dengan Dirut PT PELNI (Persero) Insan Purwarisya L. Tobing.
Dalam perbincangan di atas KM. Dobonsolo, gubernur menyampaikan niatnya menata transportasi Kepulauan Seribu. BUMN yang paling tepat untuk diajak bermitra tentu saja PT PELNI (Persero) sebagai perusahaan negara yang bergerak dibidang transportasi laut antar pulau di nusantara.
Tak perlu waktu lama, Gubernur DKI Jakarta mengundang Komisaris PT PELNI (Persero) Danang Parikesit dan Direksi PT PELNI (Persero) Insan Purwarisya L. Tobing, Direktur Armda M. Tukul Harsono dan Direktur Usaha Angkutan Penumpang OM. Sodikin serta Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Capt. Wisnu Handoko duduk bareng bersama jajaran Pemrov DKI Jakarta yang dipimpin Asisten Perekonomian Pemprov DKI Jakarta Sri Haryati.
Wilayah DKI Jakarta salah satunya Kepulauan Seribu, yang juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kota yang dulu bernama Batavia. Ibu Kota Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah administratif, masing-masing Kota Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan dan Kepulauan Seribu, yang wilayahnya berupa laut dan pulau-pulau kecil di utara Jakarta.
Kepulauan Seribu yang terdiri 111 pulau dan hanya 11 pulau yang dihuni yaitu Pulau Untung Jawa, Lancang, Pari, Tidung, Pramuka,Panggang, Kelapa, Kelapa Dua, Harapan dan Pulau Sabira. Pulau-pulau kecil tersebut hanya dapat diakes dengan kapal laut saja karena belum tersedia penerbangan dari Jakarta, mungkin jaraknya yang terlalu dekat dengan dengan ibu kota, pesawat tidak efektif.
Selama bertahun-tahun kapal-kapal pelayaran rakyat menjadi transportasi utama dari Jakarta ke Kepulauan Seribu dan transportasi antar pulau-pulau kecil di wilayah tersebut. Sedangkan transportasi laut dari Jakarta ke pulau-pulau di Kepulauan Seribu, beragam. Ada kapal cepat, kapal rakyat terbuat dari kayu dan 1 kapal perinis negara yang dioperasikan PT PELNI (Persero) sejak November 2016 silam.
Perairan Jakarta juga tak lepas dari ombak, badai dan cuaca yang kadang tidak bersahabat dalam dunia pelayaran. Maklum transportasi laut berbeda dengan transportasi darat yang dapat dilintasi dalam segala cuaca. Sedangkan transportasi laut dengan kapal-kapal kecil sangat tergantung dengan kondisi cuaca, karena itu rilis dari BMKG selalu menjadi acuan bagi pelaku pelayaran dari DKI ke Kepulauan Seribu atau sebaliknya.
Bila dalam keadaan aman, transportasi laut di Kepulauan Seribu seolah tak ada masalah, namun jika ada musibah, seluruh ketidaktertiban dan tidak standarnya armada menjadi perbincangan publik dan pemerintah disalahkan. Sadar akan hal tersbut Pemprov DKI Jakarta bersinergi dengan Kemenhub dan BUMN transportasi laut untuk menata trasnportasi Kepulauan Seribu.
Kepulauan Seribu yang terdiri dari pulau-pulau kecil dihuni sekitar 28.000 jiwa yang tersebar di 11 pulau yang dihuni dengan warga terbanyak dari Pulau Tidung memiliki potensi wisata bahari menawan. Pantai yang indah tak bosan mata memandang. Indahnya bawah laut dan suasana yang tenang mendorong daerah ini menjadi daerah witasa pilihan sebagian warga Jabodetabek. Bahkan pada tahun 2017, Kepulauan Seribu masuk 10 besar destinasi unggulan Pariwisata Indonesia oleh Kementerian Pariwisata.
Penetapan Kepulauan Seribu menjadi daerah wisata unggulan harus ditindaklanjuti oleh Dinas Periwisata dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk menata akses dan pelabuhan di pesisir Jakarta dan menata pelabuhan di pulau-pulau kecil tujuan wisata.
Hal tersebut untuk mempermudah akses dari dan ke Jakarta Kepulauan Seribu tidak hanya dengan kapal-kapal kecil bermuatan terbatas, namun perlu disiapkan prasarana pelabuhan dan kapal lebih besar, bahkan bisa disandari kapal pesiar dari luar negeri, sehingga kunjungan wisatawan akan terus mengalir ke Jakarta Kepulauan Seribu.
Potensi wisata Kepulauan Seribu harus terus didorong Pemerintah DKI Jakarta untuk terus maju. Pemprov DKI Jakarta yang telah melabeli Kabupaten Kepulauan Seribu dengan kata Jakarta di depan nama kabupaten, sehingga sebutan Kabuten Kepulauan Seribu berubah menjadi Kabupaten Jakarta Kepulauan Seribu.
Label Jakarta di depan nama, bukan sekadar nama. Kata Jakarta akan menjadi magnet dan kesan kepada Kepulauan Seribu menjadi dekat dan wilayah tak terpisahkan dari DKI Jakarta. Sebelumnya Kabupaten Kepulauan Seribu terasa jauh, dengan label Jakarta yang jauh menjadi dekat karena sering disebut.
Kedekatan Jakarta dalam label harus terus diwujudkan dalam kedekatan nyata, dengan membenahi daerah pesisir, membenahi pelabuhan, akses jalan, dan kapal-kapal dari Jakarta ke Kabupaten Jakarta Kepulauan Seribu dan transportasi antar pulau di sana agar makin menarik dan memudahkan wisatawan serta warga yang mobilitas dari Jakarta ke Kepulauan Seribu atau sebaliknya.
Untuk akses ke Jakarta Kepulauan Seribu setidaknya ada tiga pelabuhan dari Jakarta . Selain dari Jakarta ada pula akses dari Tangerang. Khusus dari Jakarta menuju ke pulau-pulau di Kepulauan Seribu dari Pelabuhan Sunda Kelapa.
Pelabuhan tertua di Jakarta ini sangat tidak nyaman untuk sarana transportasi penumpang dari Jakarta ke Jakarta Kepulauan Seribu. Akses jalan menuju kapal perintis yang dioperasikan PT. PELNI (Persero) berada diujung pelabuhan, hal ini untuk mempermudah parkir atau sandar kapal, karena bila parkir di dekat pintu gerbang kapalnya sulit sandar karena banyak kapal barang niaga sandar dan bongkar muat barang dengan truk lalu lalang sangat padat.
Karena itu kapal perintis ditempatkan diujung pelabuhan, penempatan ini menyulitkan akses kendaraan dari pintu gerbang ke kapal harus melalui jalan berliku dengan truk-truk muat bongkar barang lalu lalang.
Solusinya di sebelah kapal perintis ada sebuah hotel dengan akses jalan sangat mudah. Pertanyaanya, bolehkan akses ke pelabuhan kapal perintis melalui jalan ke hotel? Perlu pendekatan dari Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan pengertian sehingga pihak hotel rela memberikan ijin akses untuk penumpang menuju ke kapal perintis.
Selanjutnya Pelabuhan Kaliadem, Jakarta Utara. Pelabuhan ini dirancang khusus untuk kapal-kapal angkutan pelayarn rakyat. Pelabuhan ini menjadi akses utama warga Jakarta Kepulauan Seribu ke Jakarta. Pemerintah DKI Jakarta sudah berusaha optimal menyadiakan pelabuhan ini dengan dukungan sarana transportasi pendukung busway, Kopaja dan angkot, namun masih perlu membenahi lebih lanjut.
Akses jalan ke pelabuhan seringkali banjir ketika air laut pasang. Hal ini perlu dibuat akses jembatan atau jalan layang yang dapat dilalui kendaraan roda empat, busway, angkot, Kopaja dan kedaraan pengangkut barang. Dengan demikian, meskipun terjadi pasang, aktifitas pelabuhan masih bisa berlangsung, sehingga aktifikatas ekonomi berjalan lancar. Selanjutnya Pelabuhan Marina, Ancol. Pelabuhan ini cukup representatif sebagai akses ke Jakarta menuju Kabupaten Kepulauan Seribu. Kapal-kapal cepat untuk wisatawan cukup baik.
Daerah pesisir memiliki potensi ekonomi tinggi, hal ini perlu dilakukan penataan terintegrasi dan kompreshensif. Pemprov DKI Jakarta harus duduk bareng dengan Kementerian KKP dan Kementerian Perhubungan untuk menata daerah peisisir Jakarta menjadi lebih baik. Tidak hanya menata kawasan pesisir menjadi cantik, namun perlu armada kapal yang cantik, handal dengan iterior dan eksterior bergambar pulau-pulau ke Jakarta Kepulauan Seribu.
DKI ingin warga Kabupaten Kepualaun Seribu menikmati infratsurktu seperti warga di daratan DKI Jakarta. Kemenhub akan membantu menata armada kapal pelayaran rakyat dengan kapal lebih modern dan lebih manusiawi.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan dibantu PELNI dan Kemenhub siapa menta transportasi Kabupatekn Kepualauan Seribu. Kelembagaan atau organisasi untuk mendukung transportasi Kabupaten Kepualauan Seribu menjadi hak dan harapan setiap warga. Sangat tepat Pemprov DKI menggandengan Kemenhub dan PELNI dalam menata transportasi ibu kota di perairan Jakarta.
Warga Jakarta Kepulauan Seribu juga warga Jakarta yang perlu mendapat pelayanan maksimal dalam bertranportasi. Benahi pesisirnya, dermaganya, benahi kapal-kapalnya, majulah Jakarta Kepulauan Seribu untuk Indonesia yang lebih baik.
*Penulis buku Tol Laut Jokowi Denyut Ekonomi NKRI
Editor: Tokohkita