Said Iqbal, Presiden KSPI
Hormati Imbauan Prabowo, Kami Tidak Akan Unjuk Rasa di MK
KSPI menegaskan bahwa pihaknya tidak jadi melakukan aksi unjuk rasa di MK untuk mengawal sengketa Pilpres 2019. Menurut Iqbal, ada dua pertimbangan mengapa pihaknya tidak jadi melakukan aksi di MK.
TOKOHKITA. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menghormati imbauan Capres Prabowo Subianto agar para pendukungnya tidak hadir ke depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK) mengawal sidang gugatan hasil Pilpres 2019.
“Kita menghormati seruan Pak Prabowo yang menginginkan sidang di MK berjalan dengan tertib dan damai,” kata Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Kamis (13/6/2019).
Berdasarkan imbauan tersebut, KSPI menegaskan bahwa pihaknya tidak jadi melakukan aksi unjuk rasa di MK untuk mengawal sengketa Pilpres 2019. Menurut Iqbal, ada dua pertimbangan mengapa pihaknya tidak jadi melakukan aksi di MK.
Pertimbangan pertama, KSPI dan Calon Presiden Prabowo Subianto telah menandatangani kontrak politik pada 1 Mei 2019 untuk memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden RI. Dengan demikian, KSPI menghormati setiap sikap dan pandangan dari Prabowo Subianto.
"Termasuk kami menghormati himbauan Pak Prabowo yang mengharapkan para pendukungnya tidak berbondong-bondong datang ke MK ketika rangkaian sidang sengketa Pilpres diselenggarakan," ujarnya.
Pertimbangan kedua, pasangan Capres Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno sudah menempuh mekanisme konstitusional yaitu membawa sengketa Pilpres ke MK, dengan demikian KSPI pun mendukung langkah yang diambil. Menurut Iqbal, langkah yang diambil Prabowo Subianto yang membawa sengketa Pilpres ke MK sudah tepat.
"KSPI adalah organisasi yang independen. Bukan bagian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi. Namun demikian, sebagai organisasi yang terikat kontrak politik dengan Pak Prabowo Subianto, segala kebijakan yang diambil oleh BPN akan kami hormati," kata Iqbal.
Dalam kaitan dengan itu, di tahun politik ini, KSPI kembali menegaskan tentang pentingnya kesejahteraan buruh dan pemilu yang jujur serta damai.
Editor: Tokohkita