David Low, General Manager Luno Asia Tenggara
Milenial Indonesia Sibuk Menabung daripada Investasi
- Beranda /
- Kabar /
- Gaya Hidup /
- Jumat, 12 Juli 2019 - 11:38 WIB
Berdasarkan hasil survei dari para responden di Indonesia, Luno menemukan bahwa sekitar 69?ri kaum milenial Indonesia tidak memiliki strategi investasi. Alhasil, kaum milenial Indonesia masih sibuk menabung daripada menggunakan uang yang mereka miliki untuk investasi.
TOKOHKITA. Luno, perusahaan global terkemuka di bidang pertukaran aset kripto, mengumumkan hasil survei globalnya yang bertajuk The Future of Money1. Survei tersebut bertujuan untuk mempelajari sikap terhadap uang (money attitudes) atas 7.000 responden yang tersebar di benua Eropa, Afrika, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Survei ini juga mencakup kelompok milenial (23-38 tahun) dan menganalisis perilaku mereka dalam hal manajemen keuangan, investasi, dan tabungan.
Berdasarkan hasil survei dari para responden di Indonesia, Luno menemukan bahwa sekitar 69?ri kaum milenial Indonesia tidak memiliki strategi investasi. Alhasil, kaum milenial Indonesia masih sibuk menabung daripada menggunakan uang yang mereka miliki untuk investasi. 44% milenial hanya berinvestasi sekali setiap satu atau dua tahun, dan bahkan 20?ri mereka tidak berinvestasi.
Padahal, survei juga menemukan 79% kaum milenial telah menetapkan anggaran bulanan dan 70?ri mereka cenderung mengikuti rencana anggaran tersebut. Temuan ini mengindikasikan bahwa kaum milenial Indonesia sebenarnya cukup disiplin dengan rancangan anggaran keuangan mereka - namun mereka hanya tidak mengetahui bagaimana menggunakan uang ini juga untuk investasi, daripada sekedar menyimpannya dalam rekening bank. Populasi milenial Indonesia diperkirakan akan mencapai 34?ri total populasi pada tahun 2020, dan akan menjadi salah satu pendorong utama perekonomian negara. Karena itu, penting agar kaum milenial mempelajari lebih lanjut kelebihan dan manfaat dari strategi investasi yang terstruktur.
“Seiring dengan pertumbuhan yang dialami populasi milenial, baik dalam produktivitas maupun usia, mereka perlu untuk mulai mencari cara menginvestasikan uang mereka. Tidak hanya uang tambahan, melalui investasi mereka juga akan memperoleh kebebasan finansial dalam jangka panjang, yang merupakan salah satu kebutuhan kaum milenial, " tutur David Low, General Manager Asia Tenggara, Luno, dalam keterangan persenya, Jumat (12/7).
Hasil survei juga menunjukkan pentingnya sumber informasi yang jelas bagi investor baru. Kaum milenial adalah generasi digital savvy (cerdas digital), sehingga informasi kreatif menggunakan perangkat mobile dan platform online perlu diimplementasikan. Hal ini sejalan dengan survei Luno yang menemukan bahwa 34% kaum milenial Indonesia mencari informasi keuangan melalui aplikasi dan situs web online. Luno, yang memasuki pasar Indonesia pada tahun 2016, telah menyadari pengaruh dan potensi masa depan industri aset kripto di Indonesia.
“Misi Luno adalah untuk mengedukasi masyarakat luas, termasuk milenial Indonesia mengenai bagaimana aset kripto dapat dijadikan pilihan aset alternatif untuk investasi. Dengan memastikan platform kami tetap mudah dan aman untuk digunakan, kami terus berusaha untuk memberikan layanan terbaik untuk masyarakat Indonesia,”ujar David.
Sejalan dengan target Indonesia sebagai regional digital hub di Asia Tenggara pada tahun 2020, Luno terus bekerja sama dengan Bappebti dalam perumusan regulasi aset kripto di Indonesia. Luno baru-baru ini juga mendapatkan izin dari pemerintah Malaysia sebagai salah satu dari tiga perusahaan aset kripto yang dapat beroperasi di negara tersebut. “Kami sangat mengapresiasi usaha perumusan regulasi aset kripto yang dilakukan Bappebti sebagai institusi yang menaungi para perusahaan aset kripto seperti Luno. Perlindungan konsumen adalah tujuan utama Bappebti yang kami dukung sepenuhnya. Ini adalah salah satu langkah untuk Indonesia dalam menjadi regional digital hub Asia Tenggara,” papar David.
Adapun perusahaan teknologi raksasa seperti Facebook, yang mendominasi ranah media sosial di Indonesia, telah mulai menargetkan audiens ini dengan meluncurkan aset kripto sendiri. Menanggapi peluncuran aset kripto yang dikembangkan Facebook baru-baru ini, Libra, David melihat bahwa orang-orang di pasar negara berkembang membutuhkan benefit yang dapat ditawarkan aset kripto baru.
“Kami percaya bahwa aset kripto dapat mengubah cara kaum milenial melihat dan mempergunakan uang yang mereka peroleh dengan susah payah. Transaksi yang terjangkau dan kemudahan yang ada, dibarengi dengan lebih banyak kebebasan serta pengalaman pengguna yang luar biasa akan membuka akses yang lebih banyak terhadap produk dan layanan keuangan terlepas dari tujuan investasi mereka," tukasnya.
Editor: Tokohkita