Tokohkita News Media Monitoring 12 Agustus 2019
DKI Soroti Pembangkit Listrik Milik PLN. Pertagas Segera Serahkan Data Perhitungan Toll Fee. Pasar Tiongkok Akan Sokong Ekspor Sawit Tahun Ini
REGULASI DAN KEBIJAKAN
Pemerintah Kaji Mekanisme Uji Kendaran Listrik. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih menggodok uji kelaikan kendaraan listrik sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) kendaran listrik, beberapa waktu lalu. Meski begitu, hingga saat ini pemerintah mengaku belum memiliki alat penguji baterai kendaraan listrik. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiabudi mengatakan, pemerintah akan meminta negara asal atau produsen kendaraan listrik untuk melakukan pengujian. Sebab sejauh ini, Kemenhub belum memiliki alat penguji kendaraan listrik. (Republika, 19)
Biaya Tinggi Demi Tekan Emisi. Pembangkit listrik menjadi salah satu sektor yang mendapat mandatory pemanfaatan biodiesel seperti yang tertuang dalam Permen No. 12/2015. Khusus untuk pemanfaatan pembangkit listrik, kewajiban mandatori kadar campuran minyak nabati pada 2015 adalah sebesar 25?n 30% hingga 2025. Dalam penerapannya, PLN telah menerapkan penggunaan bahan bakar nabati pada tiga jenis pembangkit yakni pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), dan pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG). Di sisi lain, pada PLTD, PLTMG, PLN harus melakukan penambahan biaya senilai Rp 1,63 triliun per tahun untuk setiap penggunaan bahan bakar nabati. Maka dari itu, pemerintah masih memberikan relaksasi penggunaan biodiesel kepada PLN. (Bisnis Indonesia, 24)
DKI Soroti Pembangkit Listrik Milik PLN. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup DKI untuk memastikan aktifnya pemantauan berkelanjutan atas emisi dari pembangkit listrik dan cerobong industri di Ibu kota. Anies menegaskan telah meminta PT PLN memeriksa semua cerobong asap atau gas sisa pada setiap pembangkit listrik di kawasan Ibu kota. Menurutnya, pemantauan emisi dari sisa pembakaran di pembangkit listrik menjadi salah satu cara mengendalikan kualitas udara di Ibu kota. Meski diklaim memenuhi baku mutu, emisi gas dari pembangkit listrik menyumbang 9 persen terhadap pencemaran Ibu kota. (Koran Tempo, 18)
ENERGI DAN PERTAMBANGAN
Pemerintah All Out di Mobil Listrik. Pemerintah berkepentingan untuk menjadikan industri kendaraan bermotor listrik berkembang dan menjadi pintu masuk penarik investasi masuk. Untuk itu, serangkaian insentif fiskal sedang dipersiapkan guna memacu perkembangan industri itu. Selain insentif fiskal, ada juga insentif nonfiskal yang diharapkan mampu menarik investasi baru. (Media Indonesia, 13)
Produksi Minerba Digenjot. Harga sejumlah komoditas mineral dan batubara (minerba) meningkat pada Agustus ini. Namun,untuk mengejar target penerimaan negara bukan pajak (PNBP), produksi sejumlah komoditas minerba harus digenjot pada semester kedua ini.Per 11 Agustus 2019,PNBP dari sector mineral dan batubara (minerba) mencapai Rp 24,94 triliun atau 57,64?ri target tahun ini sebesar Rp 43,,27 (Investor Daily, 2)
Agustus, Freeport Targetkan Peroleh Pendanaan Smelter. PT Freeport Indonesia menargetkan bisa memperoleh pinjaman untuk proyek fasilitas pemurnian mineral (smelter) pada bulan ini. Penyelesaian pendanaan akan menjadi bagian dari penghitungan kemajuan pembangunan shelter. Pembangunan Smelter ini akan menggunakan teknologi Rotary Klin Electric Furnance (RKEF) berlokasi di Konawe Selatan,Sulawesi Tenggara dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2021. (Investor Daily, 9)
Pertagas Segera Serahkan Data Perhitungan Toll Fee. PT Pertagas akan menyerahkan data-data yang menjadi dasar perhitungan ongkos angkut (toll fee) gas untuk pipa Duri-Dumai kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pada bulan ini. Meski demikian, pipa inoi telah mengalirkan gas ke konsumen sejak November tahun lalu. (Investor Daily, 9)
Produksi Migas Pertamina Hulu Energi Lampaui Target. Direktur Utama PHE Meidawati menuturkan, meski terjadi semburan minyak pada proyek YY yang merupakan salah satu proyek baru yang dikerjakan PHE,hal ini tidak mempengaruhi kinerja produksi perusahaan. Pasalnya, kejadian semburan minyak pada Sumur YYA-1 di Proyek YY baru terjadi pada 12 Juli. (Investor Daily, 9)
Mimpi Indonesia Mencapai Produksi Minyak 1 Juta BPH. SKK Migas telah memetakan sepuluh area potensial giant discovery. SKK Migas kembali memasang target 1 juta bph pada 2030 atau 11 tahun dari sekarang. Indonesia memiliki waktu yang terhitung cukup Panjang untuk menargetkan dari posisi produksi minyak saat ini sebesar 752 ribu bph. (Investor Daily, 9)
Produksi Migas PHE Lampaui Target. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan produksi minyak dan gas bumi minyak 79.500 barel per hari (bph) dan gas 838 MMSCFD pada semester I/2019. Realisasi produksi di atas target semua kendati salah satu wilayah kerja di bawah naungan PHE, proyek YY sedang mengalami semburan minyak. (Bisnis Indonesia, 24)
INFRASTRUKTUR
Smelter Amman Mineral Akan Beroperasi 2022. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) selesai tahun 2022. (Kontan, 14)
KORPORASI
Pertamina Mendorong Label SNI Produk Pelumas. PT Pertamina Lubricants mendukung penuh pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi produk pelumas. Alasannya, label SNI mampu menciptakan persaingan usaha yang adil serta memberikan jaminan perlindungan bagi konsumen. Direktur Utama Pertamina Lubricants mengatakan, beleid yang ada saat ini cenderung kurang ketat sehingga berdampak pada terciptanya iklim persaingan anak usaha yang kurang adil dan kondusif. (Kontan, 14)
AGRIKULTUR
Pasar Tiongkok Akan Sokong Ekspor Sawit Tahun Ini. Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kanya Lakhsmi mengatakan, pasar ekspor Indonesia terutama UE dan India diperkirakan mengalami gangguan tahun ini. Pasar UE terganggu karena dampak kebijakan antisawit (diskriminasi sawit) turut mempengaruhi permintaan komoditas perkebunan tersebut dikawasan UE tetapi masih ada peluang-peluang yang dapat menopang pertumbuhan, salah satunya peluang permintaan dari Tiongkok. (Investor Daily,7)
KARHUTLA
BMKG Ingatkan Potensi Besar Kahutla. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Tanah Air. Hal itu menyusul adanya perkiraan perkiraan bahwa pada 10-16 Agustus 2019 di wilayah ASEAN diprediksi masuk kategori cuaca sangat mudah terjadi kebakaran. (Investor Daily,7) (antaranews.com, https://bit.ly/2YVRwfF)
Asap Kebakaran Merusak Ozon. Kebakaran hutan memiliki dampak permanen di atmosfer. Untuk pertama kali, para ilmuwan membuktikan asap kebakaran hutan membentuk awan raksasa pyrocumulonimbus yang bertahan berbulan- bulan dan merusak lapisan ozon. Dengan pantauan satelit, balin cuaca, dan pengindraan jauh berbasis darat, tim peneliti gabungan melacak asap dari kebakaran hutan hingga di atmosfer. (Kompas, 10)
Kebakaran Menyebar dalam Areal Konsesi. Kebakaran lahan di Jambi tak hanya dalam area kelola masyarakat, tetapi juga meluas di sejumlah kawasan konsesi korporasi. Dalam dua pekan terakhir, kebakaran lahan menyebar dalam dua konsesi, restorasi ekosistem di Kabupaten Batanghari, Sarolangun, dan Tabo; serta satu konsesi hutan tanaman industri (HTI) di Kabupaten Tebo dan Tanjung Jabung Barat. (Kompas, 15)
Kabut Asap tak Surutkan Umat Beribadah. Umat Islam di Pontianak, Kalimantan Barat, dan Pekanbaru, Riau, tetap bersemangat melaksanakan shalat idul Adha 1440 Hijriyah, di tengah kepungan kabut asap. Hampir semua jamaah menunaikan shalat sambal mengenakan masker. Berdasarkan pantauan satelit pada Ahad, pukul 06.00 WIB, ada delapan titik panas di Riau yang menjadi indikasi awal karhutla. Dari jumlah tersebut, ada 6 titik yang terindikasi kuat merupakan titik api karhutla. (Republika, 1)
Pemadaman. Petugas gabungan memadamkan api yang membakar lahan di Desa Muara Baru, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Berdasarkan pantauan satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terdapat 441 titik api yang terdeteksi di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia. (Republika, 4)
Perusahaan Dituding Membakar Lahan untuk Kebun Sawit. Kepolisian Daerah Riau menetapkan PT Sumber Sawit Sejahtera sebagai tersangkan dalam kasus kebakaran hutan dan lahan. Greenpeace mengungkapkan ada indikasi kuat kebakaran lahan gambut sedang terjadi secara masif di lahan perusahaan ini. Greenpeace pun mendorong pemerintah Indonesia melakukan tindakan hukum kepada perusahaan yang mengalami kebakaran di dalam konsensi yang berulang-ulang seperti pada lahan perusahaan tersebut. (Koran Tempo, 29)
Asap Karhutla Belum Lintas Negara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendeteksi adanya penyebaran asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Namun, penyebaran asap itu tidak sampai ke negeri jiran. Plt Kepala Pusdatinmas BNPB menuturkan, berdasarkan, hasil pantauan kemarin, terjadi pengurangan jumlah titik panas (hotspot) kategori sedang dan tinggi di sejumlah daerah. (Media Indonesia, 2)
BPBA: 95 Persen Lokasi Karhutla di Aceh Sudah Padam Akibat Hujan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menegaskan sekitar 95 persen dari total luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebanyak 176 hektare yang terjadi di Provinsi Aceh kini sudah mulai padam akibat guyuran hujan. Menurut dia, berdasarkan pemantauan melalui citra satelit Lapan, tidak lagi terlihat titik api di sejumlah kecamatan yang selama ini terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Aceh. (antaranews.com, https://bit.ly/2ZTnj29)
NUSANTARA
Peran Pemerintah Daerah Sangat Menentukan. Peran pemerintah daerah amat besar dalam memenuhi hak- hak masyarakat adat atas tanah mereka. Percepatan pengakuan hak- hak masyarakat adat terhadap tanah mereka bergantung pada komitmen pemimin daerah. Hal ini terungkap dalam lokakarya Pembangunan Hutan Lestari, Pertanian Berkelanjutan, dan Konservasi di Wilayah Adat, di tengah Perayaan 20 Tahun AMAN dan perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS), Sabtu (10/8/2019), di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. (Kompas, 10)
Kala Hutan Terjaga, Ekonomi Masyarakat Adat di Kalbar Berdaya. Penelitian terhadap dua wilayah adat di Kalimantan Barat, Komunitas adat Seberuang Riam Batu, Sintang dan Kodatn, seungai Mawang, Sanggau, memperlihatkan keterkaitan antara peningkatan ekonomi masyarakat adat dengan keberadaan hutan adat mereka. Studi pada wilayah adat Seberuang dan Kodatn ini menunjukkan mereka masih sangat tergantung pada sumberdaya hutan, baik berbasis hutan, pertanian maupun agroforestry. Hutan adat merupakan ‘apotik raksasa’ yang menyediakan beragam obat-obatan alami. Di wilayah adat dengan hutan masih baik, kandungan nutrisi, kekayaan genetic dan obat-obatan sangat melimpah. (mongabay.co.id, https://bit.ly/2yR9ANy)
Besek dan Plastik Ramah Lingkungan. Semangat baik mulai jadi Gerakan massal saat masyarakat merayakan Idul Adha di Jakarta dan Bogor, Minggu (11/8/2019). Sesuai imbauan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wali Kota Bogor Bima Arya, warga di kedua kawasan mulai menggunakan pembungkus daging kurban yang ramah lingkungan, seperti besek dari anyaman bambu dan plastik ramah lingkungan. (Kompas, 17) (The Jakarta Post, 1)
Abu Batu Bara Perkeruh Udara Jakarta. Temuan awal tim peneliti Institut Teknologi Bandung mendapati senyawa organik dalam debu halus atau particulate matter (PM) berukuran PM 2,5 yang berseliweran di udara Jakarta. Yang mengejutkan, bagian kedua terbesar dari empat fraksi kandungan debu, identik dengan senyawa yang dihasilkan dari pembakaran batu bara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sekitar 8 persen. (Koran Tempo, 17)
Sumut Gandeng Swedia Bangun Tempat Sampah. Sekretaris Daerah Pemprov Sumut mengatakan, pemprov telah bertemu investor Swedia. Selain untuk pengelolahan sampah, pembangunan tersebut juga dapat menghasilkan energi dan turunan lainnya seperti pupuk dan sebagainya. Menurutnya kerja sama tersebut cukup strategis apalagi hingga kini Sumut belum memiliki fasilitas untuk pemilahan sampah rumah tangga. (Bisnis Indonesia, 8)
Bisa, Idul Adha Tanpa Plastik. Sebagian besar warga memilih besek yang terbuat dari anyaman bambu sebagai pengganti plastik pembungkus daging pada Hari Raya Idul Adha, kemarin. Pilihan itu didasarkan pada segi keekonomisan. Pasangan Rahmat Muhajirin dan Mimik Idayana yang berdomisili di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, misalnya menggunakan besek untuk membungkus daging kurban dari delapan sapi dan dua kambing yang dipotong di depan rumahnya. (Media Indonesia, 4)
Risma Bagikan Daun Pisang Pengganti Plastik ke Sejumlah Masjid. Wali Kota Surabaya bersama jajarannya berkeliling ke sejumlah masjid di Kota Pahlawan, Jawa Timur, Minggu, guna membagikan daun pisang sebagai pengganti kantong plastik yang digunakan membungkus daging kurban untuk masyarakat. Menurutnya, hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmennya untuk mengurangi plastik. (antaranews.com, https://bit.ly/2Mcqr6i)
Daerah Konsentrasi Atasi Kekeringan. Penanganan dampak kekeringan tidak bisa dilakukan dengan cara biasa lagi, satu demi satu daerah menyatakan wilayahnya dalam status darurat kekeringan sehingga butuh penanganan khusus. (Media Indonesia, 17)
Nelayan dan Petambak Paling Terdampak. Dinas Perikanan Kabupaten Karawang melansir, sekitar 8.000 nelayan ikut terdampak kasus pencemaran limbah minyak (spill oil) akibat eksplorasi sumur migas Pertamina YY-1. Saat ini, ribuan nelayan tak bisa melaut. Pasalnya, air laut tercemar minyak serta ikan dan udang juga banyak yang mati. (Republika, 4)
Gunakan Masker Polusi. Sudah empat hari kebijakan ganjil genap di 25 ruas jalan Ibu Kota diterapkan, tetapi kualitas udara Jakarta masih tetap terburuk di dunia. Situs resmi www.airvisual.com mencatat indeks kualitas udara di Jakarta mencapai 175 dengan parameter berupa partikel polutan sangat kecil berdiameter 2,5 mikrometer (PM 2.5) pada Minggu (11/8) pukul 08.20. Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia menganjurkan Pemprov DKI segera mengkaji sumbe polutan, menginventarisasi emisi dan mencatat jumlah serta sumber-sumber pencemar udara yang ada dalam suatu wilayah. (Media Indonesia, 10)
Harimau Sumatera Berkeliaran di Kompleks Chevron, Gara-Gara Kebakaran Hutan? Harimau Sumatera muncul di kompleks perusahaan minyak PT Chevron di Siak, Riau. Ia terekam pekerja perusahaan dari dalam mobil. WWF menyatakan, harimau Sumatera ini keluar habitat kemungkinan sedang mencari habitat lain karena asap pekat atau kebakaran hutan. BBKSDA Ria bersama perusahaan sudah berupaya mengeluarkan harimau dengan membunyikan senjata api. Selanjutnya, tim akan pendampingan terhadap aktivitas kerja perusahaan selama diperlukan. (mongabay.co.id, https://bit.ly/2YK88Mr)
PERUBAHAN IKLIM
Hutan Kutub Utara Terbakar. Kondisi panas dan kering di bagian belahan utara bumi menyebabkn kebakaran hebat di wilayah Mediterania hingga lingkaran Arktik di Kutub Utara. Perubahan iklim, peningkatan suhu dan pergeseran pola curah hujan memperbesar risiko terjadinya kebakaran tersebut. Kebakaran ditaksir telah melepaskan sekitar 100 megaton CO2. (Koran Tempo, 12)
Climate change conversations can be difficult for both skeptics, environmentalists. Having productive conversations about climate change isn't only challenging when dealing with skeptics, it can also be difficult for environmentalists, according to two studies presented at the annual convention of the American Psychological Association. The first of the studies found that reinforcing belief and trust in science may be a strategy to help shift the views of climate change skeptics and make them more open to the facts being presented by the other side. The second study showed that igniting a sense of resilience and perseverance can increase action and engagement around climate change for people who work in aquariums, national parks and zoos. (sciencedaily.com, http://bit.ly/2YXA4aL)
LISTRIK PULIH, JAKARTA KEMBALI KE PAPAN ATAS POLUSI UDARA.
Dua hari usai listrik sepenuhnya pulih, Jakarta kembali ke jajaran atas kota dengan kadar polusi udara tertinggi dunia. Berdasarkan situs pemantau kualitas udara AirVisual.com yang dipantau pukul 08.49 WIB, Jakarta menduduki peringkat kedua atau berada di atas Hanoi, Vietnam. Skor Air Quality Index (AQI) Jakarta mencapai 154 atau berkategori unhealthy alias tak sehat, dengan PM 2,5 senilai 60.8 µg/m?3;. Sedangkan Hanoi memiliki skor 161. Dikutip dari situs bmkg.go.id, Partikulat (PM2,5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer). Sementara, Nilai Ambang Batas (NAB) adalah batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien, NAB PM2,5 = 65 µg/m?3;. (www.cnnindonesia.com)
Editor: Tokohkita