Legisan Samtafsir
Rumah Al-Balad: Inkubator Ekonomi Umat dari Inspirasi Al-Quran
Dalam Surah Al Balad, Allah memerintahkan untuk memerdekakan budak, yang berarti ummat Islam khusunya dan rakyat Indonesia tidak boleh terbelenggu oleh kekuatan asing, negara harus hadir dan mengatasi masalah itu.
TOKOHKITA. Pendiri Rumah Al-Balad Legisan Samtafsir mengatakan, pendirian Rumah Al-Balad sebagai inkubator ekonomi ummat terinspirasi dari sebuah surah dalam Al-Quran, yaitu surah Al-Balad.
Dalam Surah Al Balad, Allah memerintahkan untuk memerdekakan budak, yang berarti ummat Islam khusunya dan rakyat Indonesia tidak boleh terbelenggu oleh kekuatan asing, negara harus hadir dan mengatasi masalah itu. “Seharusnya para menteri dan presiden yang bicara dan mendiskusikan surah Al-Balad ini untuk memperbaiki Indonesia,” ujarnya pada sambutan Tasyakuran HUT ke-74 Kemerdekaan RI dengan Tema “Penguatan Pilar Kehebatan Bangsa Indonesia”, di Rumah Akuakultur Terpadu Al-Balad, Depok, Jum’at (16/8/2019) malam.
“Memberi makan orang miskin merupakan bagian dari membangun kedaulatan pangan, jangan sampai negara kita justru bahan pangannya impor seperti saat ini, karena akan tidak akan punya kedaulatan jika pangannya saja impor,” tambahnya seperti ditulis Minanews. Legisan berharap, dengan terseleggaranya acara ini dan seminar-seminar lainnya, bangsa Indonesia dapat menguatkan pilar- pilar kehebatan bangsa Indonesia dari prespektif politik, pangan, hukum dan ekonomi.
Rumah Al-Balad yang terletak di Sawangan, Depok, mulai dirintis sejak 2013 lalu. Rumah Al Balad merupakan sebuah lembaga pendidikan, pemberdayaan dan inkubator bisnis, dengan melibatkan masyarakat menjadi pelaku utama, baik bertindak sebagai produsen maupun sebagai konsumen dalam membangun ekonomi umma.
Dalam tasyakuran ini juga hadir sejumah pembicara. Pertama, Prof. Rokhmin Dahuri menyampaikan paparan “Pembangunan Agro-Maritim Berbasis Industri 4.0 dan IMTAQ untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Meningkatkan Daya Saing dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Secara Berkelanjutan”.
Kedua, Maiyasak Johan, memaparkan perihal penegakan hukum yang adil harus diperjuangkan oleh rakyat itu sendiri, bukan oleh orang lain. Ketiga, KH Yakhsyallah Mansur menyampaikan harapan dan optimisme kita untuk bangkit. Al Balad adalah petunjuk dan konsep membangun negeri dengan mendaki jalan yang terjal. Peran ulama untuk memerdekakan bangsa ini sangat besar dan benar benar tak terbantahkan.
Pembicara ketiga, Dr. Aries Muftie menyimpulkan bahwa pada akhirnya kita harus berbuat nyata, bersegera membangun pergerakan ekonomi berbasis potensi masyarakat lokal dalam zonanya. Masyarakat harus bergerak bersama, bergotong royong utk membangun pusat pusat pergerakan ekonomi dan inovasi.
Acara ditutup dengan doa perjuangan untuk kejayaan kembali bangsa yang baldatun tayyibatun warabbun ghafur.
Editor: Tokohkita