Rokhmin Dahuri: Hanya Segelintir Orang Menikmati Pertumbuhan Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi yang ada di Indonesia memiliki banyak masalah dalam hal pengangguran dan kemiskinan, ketimpangan sosial, disparitas pembangunan antarwilayah, penderita gizi buruk, daya saing dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah serta kerusakan lingkungan.
TOKOHKITA. Indonesia memiliki potensi pembangunan yang besar dan lengkap untuk menjadi bangsa yang maju, sejahtera dan berdaulat.
Pasalnya, negara ini memiliki jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia dan diprediksi pada 2020-2040 akan mempunyai bonus demografi. Indonesia juga kaya akan sumber daya alam. Hal itu disampaikan Pakar Ekonomi Maritim IPB Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS., saat menjadi pembicara pada Tasyakuran HUT ke-74 RI di Rumah Akuakultur Terpadu Al-Balad, Depok, Jumat (16/8/2019).
Dalam paparannya, Menteri Kelautan dan Perikanan RI tahun 2001-2004 itu mengangkat tema “Pembangunan Agro-Maritim Berbasis Industri 4.0 dan IMTAQ Untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Meningkatkan Daya Saing dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Secara Berkelanjutan”.
Rokhmin menjelaskan, kondisi sosial ekonomi yang ada di Indonesia memiliki banyak masalah dalam hal pengangguran dan kemiskinan, ketimpangan sosial, disparitas pembangunan antarwilayah, penderita gizi buruk, daya saing dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah serta kerusakan lingkungan. Menurut dia, mengapa Indonesia belum maju dan sejahtera hingga sekarang disebabkan karena pertumbuhan ekonomi masih rendah yakni dibawah 7% per tahun, tenaga kerja kurang berkualitas, kurang inklusif dan unsustainable.
Kemudian, sektor primer seperti pertanian, kehutanan, kelautan, perikanan, dan pertambangan sebagian besar masih dikerjakan secara tradisional. "Sektor sekunder misalnya manufacturing, processing dan packaging itu produktivitasnya juga masih rendah, sementara akses UMKM terhadap lahan usaha permodalan sarana produksi juga minim," katanya.
Sebagai solusi mengatasi masalah tersebut, Indonesia punya sumber daya alam (SDA) dan kekayaan maritim. Mengenai ekonomi maritim, dikatakan Rokhmin, potensinya besar sekali dengan nilai sekitar US$ 1,4 triliun. Artinya, hampir satu setengah kali lipat perekonomian Indonesia saat ini. "Kedua, tenaga kerja yang bisa kita ciptakan kalau kelautan dikelola oleh orang profesional pada bidangnya sehingga bisa menyerap 45 juta orang. Artinya, 40% masalah pengangguran bisa selesai. Belum lagi nilai tambah yang lain," ucapnya.
Kemudian ketiga, ia melanjutkan, kehadiran revolusi industri 4.0 untuk ekonomi kemaritiman dan kelautan bisa meningkatkan efektivitas, produktifitas, keuntungan dan daya saing. Apalagi di era global sekarang suatu bangsa dikatakan maju adalah yang bisa menghasilkan produk berdaya saing. "Pertumbuhan ekonomi ini tidak boleh hanya dinikmati oleh segelintir orang. Oleh karena itu rakyat kecil harus diberi modal, pendidikan, dan akses pasar. Sehingga, usaha modern yang menguntungkan bukan hanya dikerjakan oleh orang yang segelintir tapi oleh semua rakyat Indonesia," terang Rokhmin.
Namun demikian, Rokhmin kembali mengingatkan agar pola pembangunan yang dilakukan harus ramah lingkungan, yaitu dengan penataan tata ruang yang baik, dan pengendalian pencemaran limbah.
Editor: Tokohkita