Rokhmin Dahuri
Kota Pariaman Harus Cotoh Kota Lain yang Maju dalam Pembangunan
Masih banyak penduduk kita yang berada di bawah garis kemiskinan. Untuk itu, pemerintah perlu meningkatkan pendapatan bagi warga miskin ini, agar mereka dapat memenuhi kebutuhan wajibnya, baik sandang, pangan dan pekerjaan
TOKOHKITA.Kota Pariaman harus mencontoh kota kota lainnya di Indonesia yang dinilai berhasil menjalankan program pembangunan yang berkelanjutan. Demikian disampaikan Guru Besar IPB, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS saat menjadi pembicara inti pada acara seminar pembangunan berbasis SDM unggul dan industri 4.0 untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di Kota Pariaman, Jumat (13/9/2019).
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu menekankan pentingnya memiliki konsep pembangunan yang benar dan jitu serta mampu mengimplementasikan konsep pembangunan tersebut secara berkelanjutan. Agar pembangunan tersebut sesuai dengan harapan, Rokhmin bilang, Kota Pariaman harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan menguasai teknologi.
"Perencanaannya harus bagus karena dapat sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunannya. Pariaman harus belajar dari kota kota lainnya yang lebih maju pembangunannya di Indonesia," tuturnya.
Menurut Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu, Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara lain, baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pariwisata. Sehingga pembangunan di sektor sektor tersebut harus terus dijalankan secara berkelanjutan. “Masih banyak penduduk kita yang berada di bawah garis kemiskinan. Untuk itu, pemerintah perlu meningkatkan pendapatan bagi warga miskin ini, agar mereka dapat memenuhi kebutuhan wajibnya, baik sandang, pangan dan pekerjaan,” tukas Rokhmin.
Dalam kesempatan yang sama, Walikota Pariaman Genius Umar menjelaskan, dari aspek pendidikan formal, Kota Pariaman sangat fokus dalam mengembangkan SDM dengan melaksanakan wajib blajar 12 tahun. "Berhubung kewenangan untuk SMA/SMK pindah ke provinsi, maka Pemkot Pariaman membayar subsidi ke provinsi untuk membantu biaya pendidikan anak-anak SMA/SMK Kota Pariaman," ungkap dia dalam sambutannya membuka acara seminar.
Sedangkan untuk perguruan tinggi, Pemkot Pariaman memiliki program satu rumah satu sarjana (sagasaja) bagi keluarga kurang mampu. "Keluarga kurang mampu minimal memliki satu orang yang sarjana di keluarganya, sekurangnya pendidikan D3. Sehingga, setelah tiga tahun tamat dari pendidikan tersebut, mereka bisa bekerja dan mengangkat keluarganya dari kemiskinan," sambungnya.
Selama ini Pemkot Pariaman juga telah membuat program-program penanggulangan kemiskinan dari tahun ke tahun, bahkan program tersebut ditambah terus. Sayang, penurunan angka kemiskinan masih belum signifikan juga.
“Tahun ini dengan program satu rumah satu sarjana, kami sekolahkan anak-anak dari keluarga kurang mampu ini dan nanti anak tersebut bertanggung jawab untuk mengangkat keluarga keluar dari kemiskinan,” harap Genius Umar.
Editor: Tokohkita