Rokhmin Dahuri
Pemerintahan Jokowi-Maruf Sudah On The Track
Rokhmin bmenegaskan kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat ini sudah sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai. Dia mengatakan, kabinet saat ini juga berbeda dengns kabinet pemerintahan sebelumnya dari berpaku pada kerja menjadi kemajuan bagi negara.
TOKOHKITA. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rokhmin Dahuri menilai kurang pas jika 100 hari dijadikan patokan untuk menilai kinerja pemerintahan. Memurut dia, kinerja pemerintah seharusnya dilihat berdasarkan kebijakan serta program yang dikeluarkan dan manfaatnya bagi publik.
Rokhmin menegaskan kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat ini sudah sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai. Dia mengatakan, kabinet saat ini juga berbeda dengns kabinet pemerintahan sebelumnya dari berpaku pada kerja menjadi kemajuan bagi negara.
"Jadi kalau saya lihat pemerintahan presiden dan wakil presiden saat ini sudah on the track," katanya saat menjadi salah satu narasumber dalam diskusi survei nasional Indo Barometer, yang bertajuk“Evaluasi Publik dan Isu-isu Nasional Dalam 100 Hari Jokowi-Amin” di Ksatria Arya Wira Room, 1st Floor. Hotel Century Park Senayan, Jakarta, Minggu (16/2/20120).
Hadir juga dalam rilis survei ini, Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra Habiburokhman, Anggota DPR Fraksi PKS Ledia Hanifa Amaliah (ketiga kanan), Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto (kedua kanan) dan Direktur Indo Barometer M. Qodari. Dalam rilisnya, Indo Barometer menyebutkan, masyarakat menilai 100 hari kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin mengaku puas sebesar 70,1%, sedangkan yang tidak puas 27,4% jika dibandingkan pada Maret 2015 dimana masyarakat memiliki tingkat kepuasan sebesar 57,5?n tidak puas sebesar 37,5%.
Survei dilakukan pada 9 hingga 15 Januari 2020. Responden diambil dari 34 provinsi secara nasional. Jumlah responden sebanyan 1200 orang dengnan margin of eror 2,83 perseb pada tingkat keeprcayaan 95%. Metode penarikan sampel menggunakan multistage random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuisoner.
Satu sisi, Rokhmin juga mengapresiasi kepuasan pemerintahan Jokowi Maruf yang mencapai 71%. Namun hal itu tidak lantas membuat berpuas diri sebab saat ini tengah menghadapi tantangan ekonomi yang cukup berat. 'Sejak awal, pemerintahan Jokowi berharap pertumbuhan ekonomi lebih dari 7%, tapi saat ini stagnan di angka 5%. Jadi ini harus menjadi pemacu bagi pemerintah untuk terus bekerja," terangnya.
Itu sebabnya, bila melihat visi Jokowi-Maruf, maka prioritas utama pemerintah adalah berupaya memperkuat daya saing, memperkuat pertumbuhan ekonomi, menekan devisit neraca berjalan, dan perdagangan. "Ini yang menjadi konsen pemerintah," tegas Rokhmin.
Menurut Rokhmin, Jokwi mewarisi kodisi industri manufaktur yang masih rendah, sedangkan pendapatan negara banyak mengandalkan dari ekspor bahan baku. Kini, pemerintah mengengjot hilirisasi untuk menaikkan nilai tambah dari produk komoditas Indonesia. "Tapi masalahnya ada tantangan ekonomi global, kini muncul wabah virus korona yang sebelumnya tertekan perang dagang antara Amerika dan China yang dipicu konflik Donald Trump dan Xi Jinping.
Sedangkan, Qodari mengurai bahwa survei ini juga menelusuri opini publik Indonesia terhadap aneka isu yang ramai dalam 100 hari pemerintahan Jokowi-Maruf Amin. "Dalam 100 hari Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, sebesar 70,1% publik puas atas kerja Presiden Joko Widodo. Yang tidak puas 27,4%," ujarnya.
Hal ini merupakan sebuah peningkatan dibandingkan dengan survei Indo Barometer pada Maret 2015. Saat itu, masyarakat memiliki tingkat kepuasan sebesar 57,5?n tidak puas sebesar 37,5%. Sementara itu, tingkat kepuasan masyarakat kepada Ma'ruf Amin sebesar 49,6%, sedangkan yang tidak puas sebesar 37,5%. Sebagai perbandingan pada survei Indo Barometer pada Maret 2015, Wakil Presiden Indonesia kala itu, Jusuf Kalla, mendapatkan tingkat kepuasan sebesar 53,3?n tidak puas 38,8%.
Kemudian Qodari menerangkan permasalahan paling penting di Indonesia menurut survei Indo Brometer adalah perekonomian rakyat sebesar 32,196 persen, lapangan pekerjaan 15,8%, harga bahan pokok 11,3%, korupsi, kolusi. dan nepotisme 7,8%, dan banjir 6,4%.
Namun, jika dibandingkan dengan survei 100 Hari Jokowi periode pertama pada Maret 2015 lalu, kondisi ini hampir sama. Responden menyebut isu terpenting adalah permasalahan ekonomi 21,6%, harga kebutuhan pokok 19,6%, sulitnya lapangan pekerjaan 8,4%, dan korupsi, kolusi, dan nepotisme 14,6 persen. "Jadi, baik diawal periode pertama maupun periode kedua, isu terbesar yang harus diselesaikan oleh Presiden lokowi masihlah masalah-masalah ekonomi," kata dia.
Editor: Tokohkita