Fajar Wibhiyadi
Kestabilan Harga dan Stok Komoditas Timah Batangan Perlu Dijaga
Dengan adanya kerjasama strategis ini, akan menjadikan awal masuknya investor potensial lainnya untuk turut serta dalam skema Pembelian dan Penjualan Kembali dengan jaminan surat berharga berupa Resi Gudang.
TOKOHKITA. Di akhir tahun 2019, tekanan terhadap komoditas timah belum terlihat mereda. Harga timah yang diperdagangkan di Indonesia, di akhir tahun 2019 berada di posisi USD 16125 / MT atau mengalami penurunan sebesar USD 45 / MT.
Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) memperkirakan, harga timah sepanjang tahun ini akan bisa di level US$18.700 per ton hingga US$20.600 per ton. Adapun sepanjang tahun lalu harga timah berada di kisaran US$15.567,50 per ton hingga US$21.782,50 per ton.
Dari sisi kapasitas produksi, berdasarkan data Kementerian ESDM, sepanjang tahun 2019, produksi timah Indonesia mencapai 69.763,66 ton atau sebesar 99,57?ri rencana produksi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor timah dari Januari hingga November 2019 mencapai US$1,17 miliar atau turun 19,17?ri periode yang sama tahun 2018 yang mencapai US$1,45 miliar.
Setelah terjadi kelesuan pasar timah di akhir tahun 2019, di awal tahun 2020 dua BUMN melakukan aliansi strategis dalam upaya untuk menjaga kestabilan stok dan harga komoditas timah batangan. Aliansi strategis tersebut dilakukan oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) melalui anak usahanya yaitu PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia dengan PT Timah (Persero) Tbk terkait perdagangan komoditas timah batangan di Indonesia.
Aliansi strategis ini terkait pemanfaatan Sistem Resi Gudang untuk komoditas Timah. PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) sendiri merupakan BUMN yang mendapatkan tugas dari Pemerintah untuk berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang. Sedangkan PT Timah (Persero) Tbk, seperti diketahui merupakan BUMN yang bergerak dalam penambangan timah.
Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mengatakan, “Aliansi strategis kami dengan PT Timah (Persero) Tbk, tentu dilihat dari kacamata yang lebih besar. Dimana kerjasama ini tentu merupakan upaya kami bersama-sama dengan PT Timah (Persero) Tbk untuk memberikan dorongan akan harga timah kedepan untuk semakin baik. Indonesia memiliki potensi besar di komoditas timah, dan tentunya kita semua berharap, kita bisa turut menentukan harga timah dunia”, katanya di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Kerjasama aliansi strategis antara PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (Persero) dengan PT Timah (Persero) Tbk adalah terkait tentang Pembelian dan Penjualan Kembali Resi Gudang timah. Dengan kerjasama ini, PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (Persero) akan melakukan Pembelian dan Penjualan Kembali dengan jaminan surat berharga berupa Resi Gudang milik PT Timah (Persero) Tbk.
Fajar menambahkan, “Untuk tahap awal ini ini, Plafon Pembelian dan Penjualan Kembali adalah sebesar Rp. 20 Miliar. Adapun Besaran persentase penyediaan dana yang dilakukan oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) kepada PT Timah (Persero) Tbk paling banyak 80?ri harga penyelesaian terakhir (T-1) sesuai dengan jenis kode Timah Murni Batangan di bursa timah pada PT Bursa Berjangka Jakarta”.
Pasar Fisik Komoditas Timah Batangan sendiri, sejak beberapa waktu lalu telah mulai diperdagangkan di Bursa Berjangka Jakarta, yang cukup menarik perhatian para investor. Dengan kapasitas produksi yang dimiliki PT Timah (Persero) Tbk, serta pangsa pasar yang dimiliki Indonesia di pasar timah dunia, sudah selayaknya Indonesia turut menjadi bagian dalam penentuan harga timah dunia.
Fajar bilang, “Kerjasama dengan PT Timah (Persero) Tbk terkait Resi Gudang timah ini, juga merupakan upaya strategis kami dalam meningkatkan pemanfaatan Sistem Resi Gudang di Indonesia. Apabila melihat banyaknya komoditas yang ada di Indonesia, pemanfaatan Resi Gudang masih sangat kecil. Khusus mengenai komoditas timah batangan, kami optimis kedepan sistem resi gudang ini akan berkembang.”
Sistem Resi Gudang komoditas timah ini sendiri, dirancang sebagai alat pengendali ketersediaan komoditas yang nantinya diharapkan sebagai sarana lindung nilai bagi komoditas dalam hal ini Timah Murni Batangan, sehingga akan berpengaruh pada kesetabilan stok dan harga. Selain itu, Sistem resi Gudang komoditas timah ini, merupakan sarana untuk menahan barang atau hedging sehingga bertujuan untuk menaikkan harga timah yang saat ini sedang turun.
Dengan adanya kerjasama strategis ini, akan menjadikan awal masuknya investor potensial lainnya untuk turut serta dalam skema Pembelian dan Penjualan Kembali dengan jaminan surat berharga berupa Resi Gudang. "Kerjasama dengan PT Timah (Persero) Tbk ini merupakan pilot project pertama, dan kedepan kami optimis, akan ada investor lain yang akan ikut memanfaatkan sistem resi gudang timah ini. Adapun investor tersebut tidak menutup kemungkinan berasal dari industri keuangan, perbankan atau bahkan lembaga keuangan lainnya,” tukas Fajar.
Editor: Tokohkita