Soal Pencalonan di Pilkada Depok
Pradi: Saya Tidak Pernah Menunggu, Saya Ikhtiar
Jika tak ada aral melintang, surat keputusan atau rekomendasi penetapan calon dari Gerindra akan dikeluarkan pada bulan Maret mendatang.
TOKOHKITA. Pradi Supriatna angkat bicara terkait pemberitaan disalah satu media lokal Depok yang mengatakan ‘Belum Jelas Akan Diusung Atau Tidak, Pradi-Acep Nunggu Nasib’. Pradi bilang, memang dirinya saat ini menunggu keputusan dari DPP Gerindra. Hingga saat ini pun ia masih tetap fokus menyelesaikan tugasnya sebagai wakil walikota Depok.
“Saya tidak pernah menunggu. Saya ikhtiar dan mengejar takdir. Perlu dicatat, Nasib kami jelas, saya usahawan dan politisi dan Pak Haji Acep Saudagar,” tukas Pradi, Kamis (27/2/2020).
Gerindra juga tidak akan gegabah, lanjut Pradi dalam memberikan rekomendasi nama bacalon yang akan ditunjuk pada Pilkada Depok 2020. Jika tak ada aral melintang, surat keputusan atau rekomendasi penetapan calon dari Gerindra akan dikeluarkan pada bulan Maret mendatang. “Kita tunggu aja awal bulan, tengah atau akhir surat rekomendasi dari DPP Gerindra dikeluarkan,” jelas Ketua DPC Gerindra Kota Depok ini.
Sementara H Acep Azhari pun dengan tegas mengatakan, dirinya tidak pernah menunggu untuk melakukan yang terbaik buat Kota Depok. Setiap saat ia terus bergerak menuju Depok Kota Cerdas dan Produktif.
“Saya tidak sedang menunggu, apalagi nunggu terkait di pinang atau tidak di pilkada. Saya terus bergerak melakukan aksi nyata dengan mengupayakan bisa bermanfaat untuk kota Depok ini. Baik sebagai pengusaha maupun praktisi pendidikan, Depok memiliki potensi besar untuk menjadi kota yang berpengaruh di level nasional,” tuturnya seperti ditulis depokpembaharuan.com.
Menjelang Pilkada Depok 2020, baru kandidat walikota dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang telah mengerucut pada tiga nama kader asli mereka. Ketiga nama yang digadang gadang itu yakni Imam Budi Hartono (anggota DPRD Provinsi Jawa Barat), T Farida Rachmayanti (anggota DPRD Kota Depok), dan Moh Hafid Nasir (Ketua DPD PKS Depok/anggota DPRD Kota Depok).
Adapun Mohammad Idris, saat ini menjabat sebagai walikota Depok yang mana dalam pilkada sebelumnya diusung PKS dan berpasangan dengan Pradi, hingga kini belum jelas apakah akan kembali mendapat tiket dari partai penguasa tiga periode di pemerintahan Kota Depok. Meski demikian, Idris mengaku tak memusingkan dirinya yang hingga kini belum digaet partai politik jelang Pilkada Depok 2020.
Teranyar, Idris yang merupakan kalangan nonpartai malah disebut sebagai "ban serep" oleh Sohibul Iman, Presiden PKS, partai yang mengusungnya pada Pilkada Depok 2016. Kini, PKS sebagai poros petahana mendapat kawan baru, yakni Partai Golkar yang terlihat ingin merapat dengan harapan jatah wakil walikota bisa jatuh ke mereka. Golkar menyodorkan figur Farabi El Fouz, yang tak lain adalah ketua Golkar di Depok.
Sejatinya, oposisi PKS jelang Pilkada Depok 2020 merupakan koalisi gemuk yang terdiri dari Gerindra-PDIP plus partai kecil seperti Demokrat, PKB, PAN, dan PPP. Belakangan, dinamika politik yang semakin keras menjelang pilkada, membuat kelompok Demokrat, PKB, PAN, dan PPP memilih untuk membentuk poros tengah dengan mendeklarasikan koalisi tertata. Namun, sejauh ini, mereka belum punya kandidat yang akan diusung karena belum mendapat restu dari masing-masing DPP.
Berbekal 20 kursi di parlemen Depok, Gerindra dan PDI-P sepakat berkoalisisi yang ditadai dengan penekenenan kesepahaman MOU. Koalisi dua partai yang pada Pilpres 2019 posisinya berseberangan ini diyakini menjadi penantang serius untuk menggempur dominasi kemapanan PKS. Nama Pradi Supriatna, berpotensi sebagi bakal calon walikota yang akan diusung jika melihat statusnya sebagai petahana dan dukungan dari masyarakat yang semakin luas.
Sosok Pradi, selain dikenal sebagai birokrat dan politisi berpengalaman, juga seorang pengusaha yang cukup dekat dengan kalangan pemuka agama. Memang, sebelum terjun ke pentas politik, Pradi merupakan pengusaha yang terbilang sukses.
Editor: Tokohkita