Rokhmin Dahuri
Balai Riset Pemuliaan Ikan Harus Kembangkan Komoditas Unggulan
Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, memiliki estimasi potensi nilai ekonomi sebesar US$ 1.338 miliar per tahun dan perikanan budidaya diharapkan dapat menyumbangkan 15,7% atau senilai US$ 210 miliar per tahun.
TOKOHKITA. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB yRokhmin Dahuri mengajak Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI), Sukamandi, Subang, untuk mengawal visi pPresiden dan wakil presiden 2019-2024 dalam mengembangkan potensi kelautan dan perikanan untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut dikatakan Rokhmin di sela-sela kunjujngannya ke Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, usai menjadi narasumber acara Pelatihan Kepemimpinan Administrator Balai Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Kelautan dan Perikanan di BDA Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (4/3/2020).
“Pertama adalah peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi untuk mengatasi defisit perdagangan, defisit transaksi belanja dan menciptakan lapangan kerja serta mensejahterakan rakyat. Instruksi khusus Presiden untuk KKP 2019-2024 pada point ke dua adalah Kembangkan Perikanan Budidaya,” kata Rokhmin yang juga Koordinator Penasehat Menteri kelautan dan Perikanan.
Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, memiliki estimasi potensi nilai ekonomi sebesar US$ 1.338 miliar per tahun. “Perikanan budidaya diharapkan dapat menyumbangkan 15,7% atau senilai US$ 210 miliar per tahun,” tegasnya.
Untuk itu, Rokhmin yang juga mantan menteri kelautan dan perikanan itu mengingatkan seluruh peneliti Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) pentingnya pengembangan komoditas unggulan, aplikasi Best Aquaculture Practices termasuk yang didalamnya penggunaan benih dan induk unggul.
“Paling tidak ada 10 komoditas potensial budidaya air tawar yakni nila, mas, gurami, patin, lele, sidat, belida, bawal, udang galah dan lobster air tawar. Pengembangan induk dan benih unggul diarahkan pada bebas penyakit, tahan penyakit, cepat tumbuh dan adaptif terhadap Global Climate Change,” sebut Rokhmin.
Editor: Tokohkita