Soal Pendamping di Pilkada Depok 2020
Pradi: Yang Intens Komunikasi dengan Saya Ibu Afifah
Saat ini, Pradi masih menjadi Wakil Wali Kota Depok, mendampingi Mohammad Idris, Wali Kota Depok, yang pada Pilkada 2015 lalu diusung koalisi PKS-Gerindra. Kini, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok tersebut, mendapat dukungan dari PDIP untuk head to head menantang pasangan calon yang diusung PKS.
TOKOHKITA. Pradi Supriatna sudah mantap bakal maju sebagai calon wali kota pada Pilkada Depok 2020 mendatang.Politisi dari Partai Gerindra ini siap tempur di Pilkada nanti untuk menuju kursi Depok 1.
Yang terang, Gerindra sudah berkoalisi dengan PDIP dan sedang mengajak koalisi partai lainnya, yakni Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Artinya, Pradi siap menghadapi pasangan calon wali kota dan calon wakil walikota yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Saat ini, Pradi masih menjadi Wakil Wali Kota Depok, mendampingi Mohammad Idris, Wali Kota Depok, yang pada Pilkada 2015 lalu diusung koalisi PKS-Gerindra. Kini, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok tersebut, mendapat dukungan dari PDIP untuk head to head menantang pasangan calon yang diusung PKS.
Lantas, siapa yang bakal menjadi pendamping Pradi? Memang, ada sejumlah nama yang digadang-gadang pantas mendampingi sosok pria yang berlatar belakang pengusaha sebelum terjun ke kancah politik. Paling santer tentunya nama Afifah Aliya, yang disodorkan oleh PDIP sebagai kawan koalisi. Belakangan muncul nama Rama Pratama, yang masih menunggu rekomendasi dari PDIP.
Pradi sendiri mengaku belum bisa menentukan siapa yang akan mendampingi dirinya nanti, karena keputusannya ada di DPP Partai Gerindra. Menurut dia, keputusan tersebut juga akan diserahkan kepada kebijakan partai koalisi, yakni PDIP.
Namun demikian Pradi bilang, dari sejumlah nama yang santer tersebut, sejauh ini hanya Afifah Aliya yang intensif berkomunikasi dengannya. "Yang intens berkomunikasi dengan saya adalah ibu Afifah," kata Pradi di acara Bincang Bareng Wartawan dengan Bakal Calon Wali Kota Depok di Hotel Bumi Wiyata Depok, Rabu (8/7/2020).
Masih terkait dengan perhelatan Pilkada Depok 2020, Pradi kembali menegaskan kesiapannya bertempur untuk menjadi Wali Kota Depok. "Saya ibaratnya sudah berada di jalan tol, bukan lagi mencari kendaraan. Tunggu waktunya, rekomendasi akan segera keluar. Gerindra sudah berkoalisi dengan PDIP dan sedang mengajak koalisi partai lainnya, Golkar, PKB, PPP, dan PSI," tukas dia.
Pradi meengaku tidak mau lagi jika dipasangkan lagi dengan calon dari PKS, yakni Idris. “Jangan kan ngomong politik atau ajak bicara koalisi, dalam berbagai diskusi soal pemerintahan dan kebijakan publik, tak pernah diajak sharing. Idris mau menang sendiri dalam mengambil keputusan, enggak pernah mau mendengar orang lain,” tutur pria kelahiran 1970 ini.
Di sisi lain, Pradi menganggap, pencalonannya kali ini merupakan tanggungjawab moral memajukan Kota Depok. “Kota Depok dibangun sudah salah kaprah oleh rejim dari partai yang sama, tak terarah dan tanpa tujuan. Jadi sudah saatnya Kota Depok dilakukan percepatan pembangunan di segala bidang, terutama infrastruktur jalan,” usulnya.
Yang pasti, pembangunan infrastruktur jalan sudah sangat mendesak diwujudkan dengan membangun jalan baru dan penghubung antarwilayah di Kota Depok. Misalnya, pembangunan jalan alternatif dari Jalan Juanda hingga Cinere dan Jatijajar, Cilodong sampai Sawangan. "Tujuan pembangunan yang monumental itu untuk menjadikan Depok sebagai kota modern, berbudaya, dan religius. Kalau fasilitas transportasi terintegrasi, produktivitas masyarakat Kota Depok akan meningkat,” papar Pradi.
Sebagai orang pemerintahan, Pradi mengkoreksi selama ini konsep pembangunan yang dikembangkan di Kota Depok parsial, sepotong-sepotong sehingga tidak merata. Seharusnya, Kota Depok itu punya Depok Outer Ring Road, sehingga monumental,” pungkasnya.
Editor: Tokohkita