Rokhmin Dahuri
Aplikasi BROL Dorong Petani dan Nelayan Go Online
Koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020-2024, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS mengatakan, melalui program Petani dan Nelayan Go Online, mereka difasilitasi untuk dapat memanfaatkan aplikasi yang tepat sehingga produktivitasnya meninggkat.
TOKOHKITA. Salah satu lembaga yang ada di Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah Balai Riset dan Observasi Laut (BROL). Selama ini, BROL memainkan peranan penting dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.
Koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020-2024, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS mengatakan, melalui program Petani dan Nelayan Go Online, mereka difasilitasi untuk dapat memanfaatkan aplikasi yang tepat sehingga produktivitasnya meninggkat.
"Dalam menjalankan program ini, Kemkominfo bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, perbankan, operator, serta startup sektor pertanian dan perikanan,” katanya pada webinar Bincang Bahari (Webinar Series #5) Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu (26/8/2020).
Rokhmin berharap, ekosistem digital dari hulu ke hilir dapat terselenggara dengan baik. Nah, salah satu pendekatannya dengan memanfaatkan produk BROL Information System (BIS). Ada beberapa jenis BIS yang dikembangkan BROL, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pertama, Sistem preDiksi Kelautan (SIDIK). “Sistem ini menjawab tantangan terhadap fenomena lingkungan pesisir dan lautan yang terjadi, sebagai data dan informasi dasar pendukung pengambil kebijakan terkait isu-isu kelautan yang berkembang,” kata Rokhmin yang merupakan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University.
Kedua, Sistem Informasi Manajemen Laboratorium Kualitas Perairan (SIMANTAP). Sistem ini merupakan produk informasi yang dikembangkan oleh BROL untuk memudahkan pelayanan pengujian kualitas air. "Melalui SIMANTAP, pengguna bisa dengan mudah mengajukan layanan pengujian karena semua dilakukan secara online melalui websie,” tutur Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia(MAI) ini.
Ketiga, Sistem Informasi Layanan Publik Terpadu (SILAPTER). Status SILAPTER pada akhir tahun 2019 adalah telah tersusunnya proses bisnis sistem layanan pelayanan publik dan saat ini masih dalam tahap ujicoba. Keempat, Aplikasi Laut Nusantara (ALN). Menurut Rokhmin, ALN adalah inovasi teknologi yang aplikatif bagi nelayan maupun pelaku perikanan lainnya, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
"Aplikasi ini menjadi bukti nyata hilirisasi hasil riset unggul BROL untuk mendukung program KKP dalam hal inovasi riset dan peningkatan SDM kelautan dan perikanan. “Tujuan dari aplikasi Laut Nusantara adalah transformasi budaya nelayan dari mencari ikan menjadi menangkap ikan,” terang Rokhmin.
Kelima, Observation and Modelling Information System (OMIS). Ini merupakan salah satu fitur dalam SIDIK fase dua terkait data dan informasi oseanografi, yang didukung dengan sarana BROL HPC CLUSTER berupa perangkat high performance computing yang dapat digunakan untuk komputasi numerik pada pemodelan laut agar menghasilkan produk data dan informasi kondisi perairan.
Editor: Tokohkita