Laporan AppsFlyer
Orang Indonesia Banyak Habiskan Waktu Belanja Online Selama PSBB
Laporan ini juga menyoroti pandemi COVID-19 yang menjadi faktor terbesar peningkatan App Install Ad Spend di kawasan Asia Pasifik yang mencapai nilai USD 800 Juta pada semester pertama tahun 2020.
TOKOHKITA. AppsFlyer, perusahaan attribution terdepan di dunia, hari ini meluncurkan laporan belanja mereka bertajuk The State of Shopping App Marketing 2020 Edition. Dalam laporan tersebut, tingkat sesi in-app (waktu yang dihabiskan user dalam satu aplikasi) untuk kategori e-commerce dan Shopping tercatat meningkat hingga 70 persen pada periode Februari-Juni 2020, yang bertepatan dengan diberlakukannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia.
Laporan ini juga menyoroti pandemi COVID-19 yang menjadi faktor terbesar peningkatan App Install Ad Spend di kawasan Asia Pasifik yang mencapai nilai USD 800 Juta pada semester pertama tahun 2020.
Ronen Mense, Managing Director dan President AppsFlyer APAC mengatakan, “Pandemi global memicu banyak konsumen yang menghabiskan waktu dan uang mereka di aplikasi belanja. Walaupun dibayangi situasi resesi ekonomi dengan meningkatnya tingkat pengangguran, konsumen di seluruh dunia cenderung mengurangi kunjungan langsung ke pusat perbelanjaan dan toko. Mereka semakin beralih ke metode belanja online khususnya lewat perangkat mobile.”
Laporan ini juga memprediksi bahwa periode 11.11 tahun 2020 akan mengalami peningkatan mengikuti kuatnya performa tahun lalu. Penginstalan aplikasi e-commerce dan shopping mencapai puncak permintaan tertinggi pada bulan November 2019, yang mencapai angka 6,7?n 6,5%. Perhitungan laporan The State of Shopping App Marketing 2020 APAC dari AppsFlyer meliputi 750 aplikasi shopping1, e-commerce, dan marketplace, 1,5 miliar penginstalan non-organik serta 9 miliar konversi retargeting di 80 miliar sesi, yang mana memberikan informasi mendalam tentang tren utama dari bulan Januari 2019 hingga akhir Juni 2020.
Mense menambahkan tahun 2020 ini menjadi sangat penting bagi para marketer untuk menyiapkan strategi khusus dan memastikan konsumen dapat mencari, menemukan, dan berbelanja dalam aplikasi mereka daripada beralih ke alternatif lain. “Dari segi penyampaian pesan juga harus diperhatikan karena perlu adanya keseimbangan antara rasa empati dan kesenangan berbelanja, pada saat yang bersamaan,” katanya.
“Di Asia Pasifik, permintaan terhadap aplikasi e-commercedan shopping melonjak selama periode lockdown. Di Indonesia sendiri, rata-rata terdapat enam pembelanjaan per pengguna aplikasi shopping pada bulan April 2020. Kami memperkirakan angka ini akan terus meningkat dengan periode 11.11 pada bulan November mendatang dan musim liburan pada bulan Desember dan Januari,” kata Mense.
Selama paruh pertama tahun ini dan di tengah periode lockdown karena pandemi COVID-19 yang melanda, kawasan Asia Pasifik mengalami pertumbuhan interaksi online dimana para marketer melihat adanya peningkatan dalam aktivitas retargeting dan user acquisition.
Di Indonesia sendiri, para pengguna Android mengalami lonjakan angka konversi retargeting sebesar 2,3x antara bulan Januari 2019 (3,5%) hingga Juni 2020 (7,9%) dan konversi retargeting sebesar 50% antara Januari dan Februari 2020. Puncak lonjakan konversi retargeting terjadi pada bulan Mei (8,1%) – Juni (7,9%) yang melampaui periode Q4 sebesar 36%. Indonesia mengalami penurunan penginstalan non-organik sebesar 40% antara bulan Oktober 2019 (6,2%) dan Januari (3,7%). Akan tetapi, terdapat kenaikan yang lambat menjelang bulan April (4,4%) namun kemudian meningkat cukup drastis 15% pada bulan Mei (5,7%).
Pandemi COVID-19 secara keseluruhan telah mendorong pertumbuhan aplikasi di Asia Pasifik yang terlihat dari naiknya minat di aplikasi shopping, dimana biasanya digunakan para pelanggan untuk membeli produk atau sekedar ‘window shop’. Sebelum pandemi terjadi, di Asia Pasifik terdapat pertumbuhan sebesar 28% di angka sesi in-app, antara bulan Juli 2019 (5%) dan Desember 2019 (6,4%).
Sama halnya dengan Indonesia yang mengalami lonjakan sesi user sebesar 70% selama periode wacana pemberlakuan PSBB pada bulan Februari 2020 (5,2%) hingga Ramadan pada Mei 2020 (9,1%) yang membuat lebih banyak orang berbelanja untuk keluarga mereka. Angka ini berkurang ke 8,1% pada Juni 2020 ketika Indonesia memasuki periode PSBB transisi.
Antara bulan Juli 2019 hingga November 2019, laporan ini juga menunjukan naiknya penginstalan aplikasi eCommerce sebesar 17% selama musim liburan di Asia Pasifik, dengan penginstalan aplikasi Shopping umum lebih diminati dibandingkan dengan aplikasi marketplace. Selama periode 11.11 pada bulan November 2019, Indonesia mengalami rata-rata pembelian per user di aplikasi shopping tumbuh sebesar 40% antara bulan September (4,10) dan November 2019 (5,77). Pertumbuhan lanjutan diharapkan terjadi selama festival belanja online 11.11 pada November 2020, ketika pada periode yang sama tahun lalu aplikasi eCommerce dan Shopping juga mencapai puncak permintaan tertinggi.
Temuan Tambahan dari Laporan AppsFlyer:
- Di Indonesia, ada pertumbuhan 40?lam pembelian rata-rata antara bulan September (sekitar 4%) dan November 2019 (5,77%), dengan periode 11.11 menjadi hari penting untuk belanja di wilayah ini.
- Pembelian rata-rata mengalami penurunan antara bulan Desember dan Maret 2020 namun terdapat pertumbuhan sebesar 5,7% pada April 2020 saat puncak pandemi terjadi.
- Marketer menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan ad spend selama pandemi agar semakin dapat menjangkau user mereka.
- Di Indonesia terdapat peningkatan ad spend sebesar 76% di tahun 2020 antara bulan Januari (4,6%) dan Juni (8,1%).
- Di luar musim liburan, aplikasi Marketplace capai kepopuleran sepanjang tahun, khususnya selama pandemi dengan peningkatan penginstalan aplikasi marketplace sebesar 40% di seluruh wilayah antara bulan Mei dan Juli 2019, dan 43% lainnya antara bulan November 2019 dan Maret 2020.
- Ketika lockdown dilonggarkan di wilayah Asia Pasifik, terdapat peningkatan penginstalan aplikasi eCommerce sebesar 36% antara bulan April 2020 dan Juli 2020.
Editor: Tokohkita