Rokhmin Dahuri
Pemerintah Pusat Sangat Serius Membantu Aceh Singkil
Pada tahun 2019, produksi perikanan laut Kabupaten Aceh Singkil baru sebesar 11.335 ton atau 38,9?ri potensi yang ada. Menurut Koordinator Penasihat Bidang Daya Saing SDM, Inovasi Teknologi dan Riset Menteri Keluatan dan Perikanan Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, diperlukan strategi pembangunan wilayah sektor kelautan dan perikanan di Aceh Singkil.
TOKOHKITA. Kabupaten Aceh Singkil sendiri memiliki banyak potensi perairan umum yang dapat dikembangakan untuk kegiatan budidaya ataupun kegiatan penangkapan. Potensi dan pemanfaatan sumber daya ikan (SDI) laut di Aceh Singkil berada di fisheries management areas atau wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 572, dengan potensi SDI 29.154 ton per tahun.
Pada tahun 2019, produksi perikanan laut Kabupaten Aceh Singkil baru sebesar 11.335 ton atau 38,9?ri potensi yang ada. Menurut Koordinator Penasihat Bidang Daya Saing SDM, Inovasi Teknologi dan Riset Menteri Keluatan dan Perikanan Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, diperlukan strategi pembangunan wilayah sektor kelautan dan perikanan di Aceh Singkil.
Yang terang, pemerintah pusat sangat serius membantu Aceh Singkil, baik dari Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan maupun Menteri KKP Edhy Prabowo. Bahkan, Rokhmin bilang, dirinya melakukan kunjungan ke Aceh Singkil, dengan membawa tiga direktur serta mewakili semua dirjen di KKP. Bukan itu saja pemerintah pusat juga siap membantu dalam pengembangan sektor pariwisata.
Terbukti dengan hadirnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama ke Aceh Singkil. Pengembangan sektor perikanan kata Prof Rokhmin, di Aceh Singkil, dimulai dengan menuntaskan pembangunan Pelabuhan Perikanan Anak Laut. Kemudian merealisasi program budidaya udang vaname. Lalu mendukung program pengembangan lainnya seperti penyediaan SPBU khusus nelayan, penambahan alat tangkap modern.
Tak kalah pentingnya mengajak pengusaha di sektor perikanan berinvestasi di Aceh Singkil. "Saya memahami keinginan Pak Bupati agar dana yang bersumber dari APBN ditambah ke Aceh Singkil. Tapi pembangunan akan berkembang pesat jika banyak melibatkan swasta itu yang harus didorong," jelas Rokhmin yang menjadi pembicara utama dalam seminar bertajuk strategi pembangunan wilayah di sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Aceh Singkil.
adapun untuk pegembangan perikanan tangkap yang bisa mensejahterakan dan berkelanjutan bisa dilakukan dengan cara pertama, modernisasi armada kapal ikan (ukuran dan jenis kapal ikan, serta jenis alat tangkap) yang ada saat ini (existing), sehingga pendapatan (income) nelayan ABK > US$ 300 (Rp 4,2 juta)/nelayan//bulan.
Kedua, pengembangan 50 kapal ikan modern (> 30 GT) dengan alat tangkap yang efisien dan ramah lingkungan untuk memanfaatkan SDI di wilayah laut diatas 12 mil–200 mil dan laut internasional (Samudera Hindia). Ketiga, intensitas (laju) penangkapan ikan (jumlah kapal ikan x fishing power [catch ability]) < 80 xss=removed>
Keempat, nelayan harus menerapkan Best Handling Practices, dari ikan dikeluarkan dari alat tangkap, dalam kapal, hingga ke pelabuhan perikanan (TPI).
Upaya ini perlu dilakukan karena para nelayan Aceh Singkil sebagian besar melaut menggunakan perahu motor tempel yang kecil dengan kapasitas terbatas dan peralatan tangkap masih tradisional. Di sisi lain, hambatanya adalah Kabupaten Aceh Singkil hanya memiliki satu pangkalan pendaratan ikan (PPI) yang terletak di Kampung Gosong Telaga Barat Kecamatan Singkil Utara, namun penggunaannya tidak optimal.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Aceh Singkil Dulmusrid meminta Prof Rokhmin Dahuri bisa memasukan pengembangan kelautan dan perikanan Aceh Singkil dalam program strategis Nasional.Menurutnya usulan itu bukan tanpa alasan. Kabupaten Aceh Singkil, sebutnya memiliki potensi sumberdaya perikanan luar biasa. Mulai dari potensi perikanan tangkap hingga potensi budidaya darat. Potensi tersebut kata Dulmusrid, diakui pejabat Pemerintah Pusat ketika berkunjung ke Aceh Singkil.
Namun potensi itu belum tergarap maksimal. Penyebabnya terbatasnya anggaran yang dimiliki. "Prof Rokhmin, mohon masukan pengembangan perikanan Aceh Singkil, dalam program strategis Nasional," kata Dulmusrid, saat pembukaan seminar.
Alasan lain Aceh Singkil, mesih menyandang status sebagai daerah miskin di Aceh. Sehingga usulan yang diajukan sangat realistis."Kami tahu Prof memiliki hubungan dekat dengan petinggi di Negeri ini, tolong sampaikan. Ini permintaan seluruh rakyat Aceh Singkil," tambah Dulmusrid.
Di sisi lain Dulmusrid menyebutkan saat ini sedang pandemi Covid-19. Akan tetapi pandemi bukan, berarti roda pembangunan tidak berjalan. Langkah dan upaya terus dilakukan pihaknya. Hanya saja pandemi Covid-19, menambah beban berat Pemkab Aceh Singkil. "Oleh karena itu investasi dari Pemerintah Pusat dan Provinsi Aceh sangat kami nantikan," tambah Dulmusrid.
Seminar strategi pembangunan wilayah di sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Aceh Singkil menghadirkan pembicara utama Prof Rokhmin Dahuri. Turut dihadiri Ir Arik Hari Wibowo, MSi Direktur Produksi dan Usaha Ditjen Perikanan Budidaya. Lalu Ridwan Direktur Perijinan Kapal Ditjen Perikanan Tangkap dan Muhammad Yusuf Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Ditjen Pengelolaan Ruang Laut. Seminar dihadiri pejabat Aceh Singkil, pelaku perikanan dan pengusaha ikan.
Editor: Tokohkita