Kisah Hidup Afifah Alia yang Tak Banyak Diketahui Warga Depok
Masyarakat Depok umumnya lebih mengenal kandidat Wakil Walikota Perempuan ini sebagai sosok pengusaha sukses. Tapi, belum banyak yang mengetahui perjalanan panjangnya untuk menuju titik tersebut. Naik-turun roda kehidupan sudah pernah dijalani Afifah Alia dari muda. Ia merintis bisnis kecil-kecilan hingga akhirnya menjadii usaha yang besar.
TOKOHKITA. Dinamika Pilkada di Kota Depok Jawa Barat semakin berwarna. Salah satunya karena munculnya kandidat perempuan bernama Afifah Alia, ST. Ketua Baitul Muslimin PDI Perjuangan Depok ini menjadi pasangan Pradi Supriatna untuk mencalonkan diri sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota Depok 2020-2025.
Hadirnya kandidat perempuan ini mungkin cukup mengagetkan warga Depok. Sebab sebelumnya belum pernah ada kandidat perempuan dalam kontestasi politik di kota tersebut. Kehadiran Afifah pun cukup mengundang tanya. Siapakah dia?
Masyarakat Depok umumnya lebih mengenal kandidat Wakil Walikota Perempuan ini sebagai sosok pengusaha sukses. Tapi, belum banyak yang mengetahui perjalanan panjangnya untuk menuju titik tersebut. Naik-turun roda kehidupan sudah pernah dijalani Afifah Alia dari muda. Ia merintis bisnis kecil-kecilan hingga akhirnya menjadii usaha yang besar.
Yang pasti, untuk menjadi pengusaha sukses seperti ini butuh proses panjang dan kerja keras. Dan, itu didapatkan Afifah dari kemandiriannya, bukan semata hanya warisan. Menjadi perempuan mandiri adalah cita-cita Afifah Alia sejak kecil. Meski memiliki orang tua yang cukup sukses, tapi dirinya tidak mau bergantung pada semua itu.
Afifah muda saat itu ingin masa depan dan kesuksesannya adalah buah tangan dari kerja kerasnya sendiri. Oleh karena itu, selepas sekolah menengah atas, dirinya memutuskan untuk kuliah di Universitas Pancasila. Kendati saat itu, ayahnya ingin putri perempuannya ini melanjutkan bisnis keluarganya saja.
Dalam perjalanannya, Afifah terus menerus diingatkan sang ayah untuk bisa melanjutkan tongkat estafet dalam bisnis yang dilakoni ayahnya. Namun, Afifah masih menolak. Dirinya tetap bersikukuh untuk melepas atribut properti sang ayah dari hidupnya dan mencoba peruntungan dengan melangkah di atas kakinya sendiri.
Akhirnya, dia sempat menjajal bisnis konveksi setelah lulus kuliah. Ketika itu, Afifah mencoba peruntungan melalui usaha membuat baju khusus untuk anak perempuan. "Ayah saya tetap ingin saya melanjutkan bisnisnya, tapi saya mau coba sendiri, usaha sendiri. Akhirnya sempat menekuni usaha konveksi," kata Afifah sebagaimana dikutip dari Wartakota
Saat merintis bisnis tersebut, perempuan kelahiran 16 November 1975 ini mengerjakannya sendiri. Mulai dari pemilihan model, bahan yang digunakan hingga memasarkannya. Lambat laun bisnisnya pun mulai berjalan lancar dan dirinya merekrut karyawan. Inilah pengalaman usaha yang dimulai dari nol baginya.
Dari hasil tekad dan kerja kerasnya tersebut, Afifah mengantongi kesuksesan dengan meraup pundi-pundi rupiah dari hasil keringatnya sendiri. "Alhamdulilah dari situ saya bisa beli mobil sendiri. Ayah saya ketika itu melihat hasil itu tapi tetap berusaha untuk saya meneruskan usahanya," kata Afifah.
Berhasil membangun bisnis konveksi sendiri, ayahnya pun mengakui kerja keras Afifah. Bakat dan naluri bisnisnya itu kerap membantu sang ayah ketika bertemu klien. Tentu saja, sejak saat itu banyak keputusan tepat ada di tangan Afifah.
Beranjak dari situ akhirnya dia mulai berkecimpung di dunia properti sebagaimana orang tuanya. Kini, perempuan pertama yang mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota Depok ini tercatat sebagai Chief Executive Officer (CEO) PT Perdana Satya Bhakti.
Afifah adalah sosok perempuan tangguh yang memulai sesuatu dari kecil. Pengalaman hidupnya mengajarkan cara berjuang dan sabar di kala ujian. Dan tentunya, kemandirian yang selalu menjadi prinsip hidupnya.
Mungkin inilah alasan kenapa Depok sangat cocok dipimpin seorang perempuan seperti Afifah. Cerdas, visioner, dan mandiri merupakan karakter yang melekat padanya. Semoga warga Depok bisa merasakan sentuhan kepemimpinan perempuan hebat. Inilah saatnya.
Penulis: Indah Gayatri-Kompasiana
Editor: Tokohkita