Anggota DPRD Kota Depok Babai Suhaimi
15 Tahun Terakhir, Trotoar di Depok Amburadul
Kini saatnya Depok berubah. Depok harus bangkit. Di Depok harus ada perubahan. “Perubahan itu harus dengan wali kota baru. Dan saya yakin Pradi bisa melakukan itu. Beri beliau kesempatan,” katanya.
TOKOHKITA. Anggota DPRD Kota Depok dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Babai Suhaimi meminta masyarakat Kota Depok tidak lagi terbuai dengan pencitraan agama pada Pilkada Depok, 9 Desember 2020 mendatang.
Menurut Babai, Walikota Depok Mohammad Idris selalu mengedepankan jargon Depok kota religius. Tapi kenyataanya di lapangan tidak demikian. Idris gagal membangun Depok yang dikatakan kota religius. Seharusnya, masyarakat Kota Depok jangan lagi terbuai dengan pencitraan agama. Lihat saja realita di lapangan. Itu fakta yang tidak terbantahkan. Kita tidak butuh pencitraan,” katanya kepada wartawan di Depok, Jumat (30/10/2020).
Terang-terangan Babai menilai Idris gagal memimpin Kota Depok. Sederet kegagalan Idris diungkapkan Babai Suhaimi. Mulai dari bidang pendidikan, tata kota, jalan, narkoba, tawuran dan kenakalan remaja. “Semua kegagalan itu sangat krusial karena menyangkut kebutuhan masyarakat banyak,” ungkapnya.
Babai juga menyoroti soal sekolah madrasah yang tidak pernah direncanakan untuk dibangun selama 15 tahun terakhir ini. “Satu-satunya sekolah madrasah ada di Cilodong, MTSN itu juga peninggalan Kabupaten Bogor,” kata mantan calon wakil wali kota Depok pada Pilkada 2015 itu.
Terkait tata kota, Babai juga mempertanyakan dimana pembangunannya. Sebab, sejak 15 tahun terakhir trotoar jalan di kota Depok sangat amburadul. Tidak ada trotoar yang dibangun untuk pejalan kaki. “Coba lihat trotoar jalannya, tak ada yang ramah buat pejalan kaki” klaim dia. Selain trotoar jalan, Babai juga menyoroti soal banjir yang kerap terjadi di jalan-jalan utama seperti Margonda dan Arief Rahman Hakim. “Masalah jalan macet dan banjir, sampai saat ini tidak ada solusinya,” kata dia.
Kegagalan Idris yang lain adalah gagal menciptakan suasana Depok yang kondusif dan mengatasi masalah sosial. “Dari sisi masalah sosial, di Depok masih saja terjadi tawuran, prostitusi anak terselubung dan narkoba,” kata Babai.
Babai juga memyoroti banyaknya pembangunan apartemen di Kota Depok tanpa disertai pedoman dan panduan ketertiban. Yang terjadi justru menciptakan prostitusi-prostitusi terselubung. Bahkan prostitusi itu sudah melibatkan anak usia dibawah umur. “Memang banyak pembangunan apartemen. Sayangnya itu justru menumbuhkan prostitusi-prostitusi terselubung. Jadi memang harus diwaspadai juga,” sebut dia.
Sederet kegagalan yang membuat Depok jalan ditempat itu menurut Babai perlu dicermati masyarakat Depok. “Jangan terbuai oleh pencitraan yang terkesan religius. Kalau soal perayaan maulid dan kegiatan keagamaan lain, dari dulu juga walikota siapa pun dari partai mana pun selalu hadir,” ujarnya.
Menurut Babai kini saatnya Depok berubah. Kini Depok harus bangkit. Depok harus ada perubahan. “Perubahan itu harus dengan walikota baru. Dan saya yakin Pradi bisa melakukan itu. Beri beliau kesempatan. Kalau kemarin sebagai wakil dia tidak diberi kesempatan berperan aktif untuk membangun Depok. Kali ini mari kita beri dia kesempatan,” katanya.
Editor: Tokohkita