H Acep Azhari
Pradi-Afifah Optimistis Buka Peluang 100.000 Pekerja Baru
“Depok itu kan kota jasa dan perdagangan. Artinya, dalam sisi bisnis dan usaha bisa digali dari hal tersebut. Belum lagi bidang lain yang memiliki potensi digarap dengan baik. Apalagi, bang Pradi punya basic seorang pengusaha,” terang tokoh wirausaha kuliner ini.
TOKOHKITA. Masalah pengangguran masih menjadi permasalahan klasik, salah satu solusinya melalui pembukaan lapangan pekerjaan. Paslon nomor 1 Pradi-Afifah Supriatna-Afifah Alia memiliki program pembukaan peluang 100.000 tenaga kerja baru melalui peningkatan kompetensi.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Depok Begaya H. Acep Azhari mengaku optimistis program tersebut bakal tercapai. “Terkait program Pradi-Afifah membuka 100.000 tenaga kerja baru yang berkompeten, kami optimistis bisa tercapai. Tentunya, pemerintah bisa melibatkan pihak swasta seperti pelaku usaha UMKM, Apindo, Asperindo, dan lainnya,” ujar dia seusai acara soft launching RM Gabus Pucung Batavia Resto & Seafood, Kelurahan Grogol, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, (4/11/2020).
Menurut Acep, dari bidang UMKM saja dengan serius memberikan perhatian akan menciptakan lapangan kerja. Ia mencontohkan, saat ini sebanyak 150.000 UKM dan usaha mikro sebanyak 950 sedang mengurus perizinan. “Kalau ini berkembang pesat semua, maka berapa pekerja yang akan tertampung. Belum lagi, dari pemanfaatan marketing online. Dengan pelatihan khusus, bisa membuka lapangan kerja baru. Apalagi, sekarang eranya jual beli online,” papar dia.
Jiacep biasa disapa mengungkapkan, pembukaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Depok bisa ditambahkan. Ia mencontohkan, Pradi pernah menyebut banyaknya stasiun dan pasar di Depok dalam pengelolaan parkir dilakukan BUMD diyakini juga menciptakan peluang kerja.
“Depok itu kan kota jasa dan perdagangan. Artinya, dalam sisi bisnis dan usaha bisa digali dari hal tersebut. Belum lagi bidang lain yang memiliki potensi digarap dengan baik. Apalagi, bang Pradi punya basic seorang pengusaha,” terang tokoh wirausaha kuliner ini.
Yang pasti, butuh peningkatan kualitas SDM agar berkompeten dan punya daya saing harus melalui pelatihan. Ia mengungkapkan, Depok tidak memiliki Balai Latihan Kerja (BLK).
“Ini bukan masalah, sebab selama ini ada 17 BLK berbasis komunitas pesantren di Depok, di bidang pelatihan berupa IT, otomotif, garmen. Tentunya, bisa bekerjasama dengan Lembaga Perekonomian NU Depok untuk menjalankan program pelatihan. Disini, bisa dicetak tenaga kerja yang siap pakai dan bersaing,” pungkas Jiacep.
Editor: Tokohkita