Gati Wibawaningsih
Food Camp IFI, Resep untuk Melezatkan IKM Pangan
IKM pangan menjadi salah satu sektor usaha yang semakin tumbuh dan dinilai kian prospektif, seiring dengan banyaknya pelaku yang menjalankan bisnis tersebut, khususnya generasi muda.
TOKOHKITA. Kementerian Perindustrian terus berupaya menciptakan wirausaha rintisan (startup) untuk mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional karena imbas pandemi Covid-19. Langkah strategis yang dilakukan antara lain adalah menumbuhkan industri kecil menengah (IKM) sektor pangan yang produktif, kreatif dan inovatif melalui kegiatan Food Camp sebagai rangkaian agenda Indonesia Food Innovation (IFI).
“Food Camp IFI merupakan rangkaian program akselerasi bisnis bagi sektor IKM pangan terpilih yang mempunyai inovasi produk dan proses dan berbahan baku utama sumber daya lokal agar siap menjadi industri pangan yang marketable, profitable, dan sustainable,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Selasa (17/11).
IKM pangan menjadi salah satu sektor usaha yang semakin tumbuh dan dinilai kian prospektif, seiring dengan banyaknya pelaku yang menjalankan bisnis tersebut, khususnya generasi muda. “Untuk membantu pengembangan startup di sektor pangan ini agar lebih berdaya saing, mereka perlu mendapat pendampingan oleh para pakar di bidang teknologi maupun bisnis,” tuturnya.
Guna mencapai sasaran tersebut, Kemenperin menggelar kegiatan Food Camp IFI yang merupakan workshop penajaman ide bisnis IKM pangan untuk dituangkan ke dalam rencana bisnis dan rencana aksi peserta.
“Food Camp IFI yang dilaksanakan pada 19 Oktober - 25 November 2020 ini merupakan tahapan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kapabilitas, baik dari aspek teknis maupun bisnis, menuju IKM pangan modern. Para IKM ini akan dibina secara intensif dengan para pakar dan praktisi bidang pangan yang siap memandu serta membawa para pelaku IKM binaan tersebut untuk naik kelas,” papar Gati.
Peserta Food Camp IFI yang terpilih telah mengalami proses kurasi panjang. Tercatat, jumlah pendaftar pada website IFI mencapai 2.048 orang, sedangkan yang melengkapi dokumen administrasi sebanyak 780 orang. “Lalu, terdapat 142 pendaftar lolos kurasi administrasi dan setelah dilakukan kurasi inovasi, terpilih 84 pendaftar,” imbuhnya.
Pada tahap berikutnya dilakukan kurasi bisnis yang menghasilkan 40 pelaku IKM terpilih untuk menjadi peserta Food Camp IFI. “Para peserta ini berasal dari berbagai daerah, di antaranya Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Lombok dan sebagian besar berasal dari Pulau Jawa,” sebut Gati.
Sebanyak 40 IKM yang terpilih sebagai peserta Food Camp IFI terbagi menjadi dua kelompok kategori produk, yaitu Kategori Produk Antara (Intermediate Product) sebanyak 10 peserta, dan Kategori Produk Pangan Akhir (End Product) yang terdiri dari 30 peserta.
Peserta Kategori Intermediate Product adalah IKM pangan yang menghasilkan produk antara sebagai bagian rantai suplai industri pangan. Sedangkan, peserta Kategori end product merupakan IKM pangan yang menghasilkan produk olahan pangan untuk kebutuhan konsumen akhir. “Agar para peserta bisa menjadi IKM pangan yang mandiri, kreatif dan inovatif, dua tema utama pembelajaran akan dibagikan kepada peserta Food Camp IFI, yaitu tema Food Business Creation dan Food Business Process Improvement,” ungkap Gati.
Pada tema Food Business Creation, peserta akan diberi materi mengenai industri dan ekosistem bisnis pangan, teknologi dan inovasi pangan, serta strategi bisnis pangan. Sedangkan, pada tema Food Business Process Improvement, peserta akan diberikan gambaran mengenai manajemen keuangan, pemasaran, branding, operasi, serta materi mengenai peraturan keamanan pangan.
“Ke depannya, kegiatan Food Camp IFI ini diharapkan dapat terus berlanjut menjadi sebuah pendampingan berkesinambungan sehingga dapat membangun jejaring dalam meningkatkan akses permodalan dan finansial serta mempertemukan potensial buyers,” tukasnya.
Editor: Tokohkita