Setelah Bali, Beijing Gelar Konferensi PostgreSQL Terbesar di Masa Pandemi
Untuk pertama kalinya, PGConf.Asia 2020 di Beijing merupakan gabungan berbagai acara yang berlangsung secara online dan offline, menjadikannya sebagai salah satu konferensi PostgreSQL terbesar yang pernah diselenggarakan di Asia.
TOKOHKITA. Situasi pandemi memaksa PostgreSQL Conference (PGCONF) yang digelar tahun ini beralih ke format virtual. Namun karena itu pula, konferensi PostgreSQL di 2020 menjadi sangat istimewa karena lebih akbar dibandingkan sebelumnya.
Di tahun ini, PostgresConf.CN dan PGConf.Asia menjadi tuan rumah bersama. Istimewanya lagi, untuk pertama kalinya, PostgreSQL Conference merupakan gabungan berbagai acara yang berlangsung secara online dengan sesi offline tambahan yang digelar di sejumlah kampus universitas terkemuka di Tiongkok. Ini akan menjadi salah satu konferensi PostgreSQL terbesar yang pernah diselenggarakan di Asia.
Kegiatan PostgreConf.CN 2019 berlangsung di Beijing, dihadiri para pengguna, pengembang, dan berbagai komunitas PostgreSQL dari seluruh dunia. Sedangkan PGConf.Asia juga merupakan acara tahunan PostgreSQL. Tahun lalu, Indonesia jadi tuan rumah PGConf.Asia 2019 yang berlangsung di Bali.
Pada PGConf.Asia 2020 yang berlangsung hingga 20 November 2020 mendatang, seperti juga perhelatan di tahun sebelumnya, acara ini akan menjadi pusat pengembangan dan diskusi teknis terkait PostgreSQL di antara pengguna dan pengembang PostgreSQL serta ahli dari seluruh dunia.
Konferensi tingkat dunia ini akan menghadirkan puluhan pembicara internasional, termasukIndonesia. Pembicara dari Indonesia di forum tersebut ada tiga orang, salah satunya Julyanto Sutandang, CEO PT Equnix Business Solutions, yang mewakili pegiat dan ahli PostgreSQL dari Indonesia, sekaligus juga sebagai Global Committee PGConf.Asia 2020.
Dalam kesempatan ini, Julyanto akan mengisi salah satu sesi di tanggal 19 November 2020 yang membahas pentingnya sertifikasi PostgreSQL global (PostgreSQL Global Certification). "Belum ada standarisasi penyampaian layanan, dan tidak ada cara pengukuran untuk memberi tahu calon pengguna agar mempertimbangkan PostgreSQL sebagai solusi bisnis," kata Julyanto di Jakarta, Kamis (18/11/2020).
Karenanya, disebutkan Julyanto, diperlukan setidaknya alat untuk mengukur secara objektif kemampuan tersebut, yakni sertifikasi. Tak hanya penting bagi individu, menurutnya sertifikasi juga dibutuhkan oleh sebuah korporasi ataupun institusi.
"Dengan adanya sertifikasi standarisasi kita dapat menghilangkan suatu masalah dan akan maju ke solusi lain di masa mendatang. Sertifikasi adalah komponen penting dalam membangun ekosistem bisnis PostgreSQL. Dengan ekosistem bisnis yang hebat, PostgreSQL bisa melakukan penetrasi lebih dalam," ujarnya.
Tak hanya itu, ada sejumlah sesi PGConf.Asia 2020 lainnya yang sangat menarik dan relevan untuk komunitas PostgreSQL di Indonesia, sayang jika dilewatkan, pertama, How Does PostgreSQL Open the Door of the Enterprise yang dibawakan oleh Huayang Liu dari China PostgreSQL Association.
Kedua, New Energy Industry Based on PostgreSQL Multitenant Implementation oleh Xiaollang Ma dari China PostgreSQL Association. Ketiga, Top 10 Mistakes When Migrating from Oracle to PostgreSQL oleh Jim Mlodgenski dari Amazon Web Services
Konferensi PGConf.Asia 2020 dibuka dengan presentasi tentang Alibaba Cloud PostgreSQL ecological cloud native database product, yang dibawakan oleh China PostgreSQL Association. Selain itu, masih banyak serangkaian topik lainnya yang akan memaparkan seputar implementasi dan dampak PostgreSQL di dunia bisnis. Informasi lebih lengkap mengenai perhelatan ini, bisa mengunjungi website resmi PGConf.Asia 2020.
Editor: Tokohkita