Afifah Alia: Lihat Kenyataan di Lapangan, Imam Budi Jangan Cuma Bicara
Imam mengaku Pemkot Depok telah mengadakan 1.000 kios yang diklaim "peminatnya luar biasa". Tapi diakui ada yang maju, ada juga yang tersendat di tengah pandemi virus corona.
TOKOHKITA. Afifah Alia dan Imam Budi Hartono kembali saling serang. Dalam Debat Publik Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok Tahun 2020, Senin (30/11), keduanya keduanya 'berbalas pantun'.
Imam mengaku Pemkot Depok telah mengadakan 1.000 kios yang diklaim "peminatnya luar biasa". Tapi diakui ada yang maju, ada juga yang tersendat di tengah pandemi virus corona. "Kami telah lakukan sejak tahun 2017-2020 per tahun setelah mencetak 1500 wirausaha lalu 1000 kios UMKM di alun-alun pameran umum yang bersifat online maupun offline," katanya.
Dalam debat publik bertajuk: "Kesehatan, Kesejahteraan dan Kesenjangan Di Kota Depok Dalam Era Kebiasaan Baru", Imam sebagai calon walikota Depok tampil sendiri. Mohammad Idris, calon walikota Depok tidak bisa tampil lantaran harus menginap di RSUD Kota Depok akibat terpapar virus corona.
"Ke depan Idris-Imam akan mencetak 5.000 pengusaha baru atau startup dan 1.000 perempuan pengusaha," ujarnya.
Namun, Afifah membantah ketika diberi kesempatan berbicara. "Apakah Pak Imam tahu 1.000 kios yang dijanjikan tidak terealisasi dan kosong saat ini? Lebih dari 200 booth tidak terpakai saat ini," kata politikus PDI-P itu. "Jadi pertanyaan saya kepada Pak Imam, jangan cuma bicara tapi lihat kenyataan di lapangan," lanjut Afifah.
Lebih lanjut Afifah yang juga pengusaha sukses calon wakil walikota Depok itu mengatakan dirinya akan fokus pada pengembangan pasar modern yang ramah untuk warga Depok. Tentu tanpa mematikan pasar tradisional.
"Salah satu fokus kami adalah mengembangkan pasar modern Depok. Tapi tak boleh mematikan pasar tradisional. Solusinya: kami akan batasi pasar modern di wilayah tertentu seperti di pinggir jalan utama. Kami juga akan meretivitasi pasar tradisonal sehingga bersih, nyaman, aman dan murah untuk pelaku usaha," papar Afifah.
Editor: Tokohkita