Mengurangi Gas Rumah Kaca di Pabrik Nestlé Indonesia
Pada kerjasama ini, PT Nestlé Indonesia akan membeli energi uap untuk 15 tahun kedepan sebagai energi terbarukan yang akan digunakan di pabrik-pabriknya. Biomass boiler akan rampung paling lambat pada akhir 2021 dan setiap tahunnya Nestlé Indonesia akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29,000 tCO2e.
TOKOHKITA. Sebagai salah satu penandatangan Komitmen UN Business Ambition for 1.5ºC, Nestlé menyampaikan rencana terinci terikat waktu untuk mengatasi perubahan iklim, dengan waktu pencapaian yang lebih cepat.
Perusahaan berkomitmen mengurangi separuh emisinya pada 2030 dan mencapai emisi Net Zero pada 2050 – meskipun perusahaan bertumbuh. Tindakan akan berfokus pada dukungan kepada para petani dan pemasok untuk mengembangkan pertanian regeneratif, penanaman jutaan pohon untuk 10 tahun ke depan dan penyelesaian transisi perusahaan menggunakan 100% persen listrik terbarukan pada 2025. Selain itu, Nestlé terus meningkatkan jumlah merek yang 'netral karbon’.
Kini, PT Nestlé Indonesia dan PT Tasma Bioenergy Bioenergy (Berkeley Energy Commercial Industry Services – BECIS) menandatangani perjanjian kerja sama untuk pembangunan 2 biomass boilers di Pabrik Nestllé Kejayan, Jawa Timur dan Pabrik Nestlé Karawang, Jawa Barat, yang menggunakan gabah sebagai sumber energi terbarukan.
Pada kerjasama ini, PT Nestlé Indonesia akan membeli energi uap untuk 15 tahun kedepan sebagai energi terbarukan yang akan digunakan di pabrik-pabriknya. Biomass boiler akan rampung paling lambat pada akhir 2021 dan setiap tahunnya Nestlé Indonesia akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29,000 tCO2e.
Ganesan Ampalavanar, CEO Nestlé Indonesia menyatakan : "Penanganan perubahan iklim tidak bisa menunggu dan begitu juga dengan kami. Ini sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang bisnis kami. Kami akan bekerja sama dengan para petani, mitra industri, pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan para konsumen untuk mengurangi jejak lingkungan kami”.
Saku Rantanen, Managing Director BECIS menambahkan, "Kami senang melakukan kerjasama jangka panjang dengan PT Nestlé Indonesia untuk menyediakan energi panas terbarukan dan membantu Nestlé mencapai tujuan-tujuan keberlanjutannya. Kerjasama ini merupakan tonggak penting bagi perusahaan kami, sebagai mitra pilihan perusahaan pelanggan dalam menyediakan solusi distribusi energi yang dapat disesuaikan, bersumber dari yang berkelanjutan dan berkeahlian teknologi."
Perubahan iklim adalah salah satu ancaman terbesar yang dihadapi masyarakat. Ini juga merupakan salah satu risiko terbesar bagi masa depan bisnis Nestlé. "Pada September 2019, kami menetapkan ambisi yang berani untuk mencapai net zero emisi karbon pada 2050. Keberhasilan kami bergantung pada kerja sama dengan banyak organisasi lain dan pada lingkungan yang mendukung di mana mitra nasional dan internasional bertindak bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik“, tutup Ganesan.
Editor: Tokohkita