Rokhmin Dahuri
Budidaya Udang Bisa Jadi Solusi Atasi Kemiskinan
Rokhmin menjelaskan, peluang pengembangan lahan untuk kegiatan budidaya tambak udang di Indonesia masih sangat leluasa. "Potensi budi daya air payau atau tambak mencapai 2,96 juta ha, sedangkan pemanfaatannya baru 757,92 ha atau 25,58%. Dengan demikian, masih ada peluang pengembangan sekitar 2.20 juta ha," bebernya.
TOKOHKITA. Rokhmin Dahuri, Koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020- 2024, menyampaikan pemaparan tentang 'Strategi Industrialisasi Budidaya Udang Nasional Menuju Indonesia Sebagai Produsen dan Pengekspor Udang Terbesar Dunia pada Rapat Konsolidasi dan Akselerasi Pengembangan Produksi Industri Udang 2021-2025 yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Dan Investasi di Bogor, Senin (21/12/2020).
Dalam rakor ini terungkap, pemilihan komoditas udang sebagai salah satu komoditas unggulan yang perlu mendapat intervensi akselerasi kearah industrialisasi tentunya tidak terlepas dari potensinya yang begitu besar jika ditinjau dari aspek ekonomi.
Menurut Rokhmin, dalam tiga dekade terakhir, permintaan dan harga udang baik di pasar global (ekspor) maupun dalam negeri (domestik) relatif stabil dan diperkirakan akan terus meningkat di masa depan. "Dengan sekitar 99.000 km garis pantai atau terpanjang kedua setelah Kanada, Indonesia memiliki potensi lahan tambak dan produksi udang budidaya terluas yakni 3 juta hektare dan terbesar di dunia," ujarnya
Namun, hingga 2018 produksi udang budidaya Indonesia hanya 907.998 ton sesuai data KKP atau 450.000 ton merujuk publikasi SCI dan GPMT. Padahal, China dengan 14.500 garis pantai dan Vietnam dengan 3.444 km garis pantai masing-masing memproduksi sekitar 2 juta ton dan 775.000 ton.
"Artinya, peluang Indonesia menjadi produsen udang budidaya terbesar di dunia sangatlah besar. Apalagi, kemampuan teknis bangsa Indonesia tentang budidaya udang termasuk salah satu yang terbaik di dunia, terbukti Indonesia sebagai salah satu top five produsen udang dunia," ungkap Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia
Rokhmin menjelaskan, peluang pengembangan lahan untuk kegiatan budidaya tambak udang di Indonesia masih sangat leluasa. "Potensi budi daya air payau atau tambak mencapai 2,96 juta ha, sedangkan pemanfaatannya baru 757,92 ha atau 25,58%. Dengan demikian, masih ada peluang pengembangan sekitar 2.20 juta ha," bebernya.
Yang terang, sebagian besar produksi udang nasional berasal dari kegiatan budidaya, dengan kenaikan produksi rata-rata 13,75% per tahun. Hanya saja, 93% tambak udang masih dilakukan secara tradisional atau tidak berkincir air. Ini berpengaruh terhadap produksi udang nasional yang hanya 450.000 ton per tahun jika merujuk data versi SCI dan GPMT (2018).
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University ini menyebutkan, sejak 1990-an, komoditas dan produk olahan udang, terutama dari perikanan budidaya (aquaculture), merupakan penyumbang terbesar (35% = US$ 1,7 miliar ) terhadap total nilai ekspor perikanan Indonesia (US$ 4,94 milar). "Yang pasti, usaha budidaya udang sangat menguntungkan dengan keuntungan bersih sekitar Rp 20 juta – Rp 45 juta atau rata-rata Rp 22 juta per hektare per bulan. Ini bisa menjadi solusi mengatasi kemiskinan," sebutnya.
Editor: Tokohkita