Rokhmin Dahuri
Potensi Perikanan Budidaya Belum Maksimal Dimanfaatkan
Pada tahun 2019 total produksi perikanan budidaya Indonesia sekitar 16,8 juta ton, yang mana 11 juta ton adalah rumput laut, dan 5,8 juta ton adalah ikan bersirip, krustasea, dan moluska. "Sekarang baru sekitar 16%, masih sangat sedikit. Makanya masih bisa kita dorong terus agar lebih meningkat di tahun-tahun mendatang," kata Rokhmin.
TOKOHKITA. Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan, produksi ikan budidaya untuk tahun 2021 mencapai 19,47 juta ton. Angka tersebut terdiri atas 7,92 juta ton ikan dan 11,55 juta ton rumput laut. Asal tahu saja, target yang ditetapkan untuk tahun 2021 melebihi target tahun 2020 ini.
Pada tahun ini, KKP menargetkan produksi ikan budidaya sebanyak 18,44 juta ton. Meski kondisi pandemi virus corona (Covid-19) masih terus berlangsung, KKP optimistis akan dapat mencapai target tersebut.
Koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri mengungkapkan, potensi perikanan budidaya di Indonesia masih belum maksimal dimanfaatkan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai sekitar 99.000 km, 75% total luasnya berupa perairan laut, dan sekitar 28% luas daratannya berupa ekosistem air tawar (danau, sungai, dan waduk), Indonesia memiliki potensi produksi perikanan budidaya terbesar sekitar 100 juta ton per tahun.
Pada tahun 2019 total produksi perikanan budidaya Indonesia sekitar 16,8 juta ton, yang mana 11 juta ton adalah rumput laut, dan 5,8 juta ton adalah ikan bersirip, krustasea, dan moluska. "Sekarang baru sekitar 16%, masih sangat sedikit. Makanya masih bisa kita dorong terus agar lebih meningkat di tahun-tahun mendatang," kata Rokhmin dalam keterangan resminya, Selasa (29/12/2020).
Pemerintah Indonesia telah menempatkan budidaya perikanan sebagai salah satu prioritas utama pembangunan ekonomi negara. Yang terang, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk melakukan ekspansi besar-besaran dalam industri akuakulturnya, yang sebagian besar akan didasarkan pada spesies yang diberi makan seperti udang dan ikan tropis (bass laut, kerapu, kakap, bawal perak).
Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP Soamet Soebjakto, meski era pandemi, pihaknya sudah terbiasa dengan pola cara kerja saat ini. "Oleh karenanya, mari kita bekerja secara maksimal untuk mencapai target yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Yang terang, ikan hasil budidaya tidak hanya masuk dalam pasar konsumsi. Indonesia juga dinilai memiliki potensi dalam sektor ikan hias.
Melihat potensi tersebut, Slamet mendorong adanya kerja sama pemerintah daerah untuk mengembangkan perikanan budidaya. Perikanan budidaya juga diyakini akan menjadi pendorong tumbuhnya perekonomian di daerah. "Kebutuhan ikan hias juga meningkat dari tahun ke tahun baik untuk dalam negeri maupun ekspor," terang Slamet
Program prioritas lain perikanan budidaya salah satunya adalah pakan mandiri. Slamet berharap agar ke depannya, pakan mandiri akan semakin strategis dan mampu meningkatkan produksi perikanan budidaya. Selain pakan, hal penting dalam budidaya adalah induk ikan.
Untuk itu, di tahun 2021, melalui jejaring broodstock center, akan didorong menyiapkan induk-induk unggul. "Dengan induk yang unggul, kita bisa mendapatkan benih yang bagus, sehingga produksi budidaya bisa lebih meningkat," papar dia.
Editor: Tokohkita