Prihasto Setyanto
Program 1.000 Kampung Hortikultura
Program ini tidak hanya bertujuan untuk menggenjot produksi, juga menggerakkan perekonomian desa dan membuka lapangan kerja produktif. Ia menyebut pihaknya sedang mengidentifikasi kampung-kampung existing untuk diregistrasi dan diberikan pendampingan.
TOKOHKITA. Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya meningkatkan ekspor pertanian di tahun 2021, khususnya untuk buah-buahan. Adapun upaya ini diwujudkan salah satunya melalui program 1.000 Kampung Hortikultura
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengungkapkan program ini tidak hanya bertujuan untuk menggenjot produksi, juga menggerakkan perekonomian desa dan membuka lapangan kerja produktif. Ia menyebut pihaknya sedang mengidentifikasi kampung-kampung existing untuk diregistrasi dan diberikan pendampingan.
"Kami punya program untuk pengembangan 1.000 Kampung Hortikultura. Sekarang kami juga sedang mengidentifikasi kampung-kampung existing dan kami akan register kampung-kampung tersebut. Selanjutnya, akan diberikan pendampingan dan pembinaan mengenai penerapan good agriculture practice (GAP) dan good handling practice (GHP). Bagi yang sudah siap, kami juga mempersiapkan untuk bantuan serta sarana-prasarana pengolahan dan pascapanen hortikultura," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (21/01/2021).
Hal tersebut ia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI dengan jajaran Eselon 1 Kementan, Selasa (19/01). Prihasto menyampaikan kebijakan program 1.000 Kampung Hortikultura ini disusun sesuai mandat Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dalam hal ini, SYL ingin sektor agraria terus tumbuh dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekali pun saat pandemi.
Lebih lanjut Prihasto menjelaskan nantinya setiap kampung akan mendapat bantuan kawasan 10-20 hektare. Adapun bantuan yang diberikan, yakni berupa bibit unggul, pupuk, serta sarana pengendali OPT. Ia berharap dengan adanya kampung tersebut dapat menciptakan sentra unggul komoditas hortikultura ke depannya.
"Nanti tiap satu kampung akan mendapat bantuan minimal untuk 10 sampai 20 hektare. Jadi akan terkonsentrasi di satu kampung tersebut. Akan kami berikan bibit unggul, pupuk, sarana pengendali OPT. Harapannya ke depan akan menjadi sentra unggul komoditas hortikultura, baik buah-buahan maupun sayuran yang betul-betul terkonsentrasi," ungkapnya.
Di sisi lain, anggota Komisi IV DPR RI, Abdullah Tuasikal mengapresiasi langkah Kementan dalam meningkatkan kinerja untuk subsektor hortikultura. Ia mengatakan ekspor produk hortikultura di tahun 2020 mengalami peningkatan secara signifikan, yakni sebesar 23,31 persen.
"Patut kita syukuri bahwa ekspor produk hortikultura mengalami peningkatan yang baik di tahun 2020. Angkanya sebesar 23,31 persen dengan total nilai sebesar 430,4 juta US Dollar atau setara dengan Rp 6,25 triliun. Peningkatan ini menunjukkan kinerja produksi hortikultura mengalami perbaikan," paparnya.
Abdullah menambahkan sub sektor hortikultura memiliki keunggulan yang bermanfaat bagi kesejahteraan petani, ekspor dan perekonomian Indonesia. Menurutnya, sangat penting bagi Kementan untuk tetap memperhatikan keberlanjutan pasokan produk hortikultura di pasaran serta meningkatkan ekspor.
Abdullah pun mengimbau agar Kementan dapat menyelesaikan kendala impor dengan melibatkan kementerian, lembaga, swasta maupun stakeholder terkait lainnya. Di samping apresiasi, kebijakan Kementan untuk meningkatkan ekspor komoditas hortikultura juga mendapat dukungan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.
Adapun dukungan yang diberikan berupa integrasi produk hortikultura pada platform National Logistic Ecosystem, Fasilitas Kawasan Berikat Hortikultura, Fasilitas KITE Hortikultura dan pengembangan Kemitraan Closed Loop Hortikultura. Sebagai informasi, RDP turut dihadiri oleh Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi serta Asisten Deputi Agribisnis dan Hortikultura Yuli Sri Wilanti.
Editor: Tokohkita