Creatif Go Green, Cara Komunitas Alam Loji Olah Sampah Plastik Jadi Paving Block
Adapun komunitas alam ini menjadi bagian dari Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL) dibawah naungan Salarea Foundation, sebuah lembaga nirlaba yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat desa dan isu-isu sosial lingkungan.
TOKOHKITA. Berawal dari keprihatian terhadap sampah liar yang dibuang ke pinggir jalan, selokan, sungai dan tempat umum lainnya, warga Kampung Loji, Desa Keresek, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawab Barat, menginisiasi pendirian Komunitas Alam Loji.
Adapun komunitas alam ini menjadi bagian dari Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL) dibawah naungan Salarea Foundation, sebuah lembaga nirlaba yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat desa dan isu-isu sosial lingkungan.
"Alhamdulillah, Komunitas Alam Loji sudah terbentuk kepengurusannya dan mulai ujicoba pembuatan paving block dengan memanfaatkan sampah plastik. Masih terus ujicoba untuk menghasilan paving block sesuai standar," terang Cecep M Tosin, Sekretaris Salera Foundation kepada Tokohkita, Rabu (3/2/2020).
Menurut Cecep, warga Loji sangat antusias merintis program bertajuk Creativ Go Green ini karena memang sudah lama masyarakat mengeluhkan titik-titik sampah liar khsusnya di Cibatu. Sebab, hingga kini belum ada solusi yang efektif untuk mengurangi sampah plastik luber ke jalan dan saluran air hingga kali. Adapun titik sampah liar di Cibatu antara lain di eks Pasar Cibatu, sekitar jalan baru dan pertigaan menuju Pasar Baru Cibatu, dan lainnya.
Yang terang, gerakan peduli lingkungan berbasis komunitas ini adalah untuk membiasakan warga memilah sampah plastik atau anorganik dengan sampah organik. Sampah plastiknya dijadikan bahan baku pembuatan paving block, sedangkan sampah organik ke depan akan diolah menjadi kompos. Relawan komunitas alam mengambil sampah-sampah plastik ini ke tiap-tiap rumah untuk ditampung di lokasi produksi.
"Yang terpenting untuk tahap awal adalah menumbuhkan dulu kesadaran warga untuk tidak membuang sampah sembarangan ke lingkungan, mau memilah sampah sehingga memudahkan dalam pengolahan limbah menjadi produk yang bermanfaat bahkan bisa bernilai ekonomi," harap Cecep.
Jika kepedulian warga terhadap kelestarian lingkungan lewat memilah dan mengolah sampah ini tumbuh, maka target selanjutnya untuk membangun gudang amal, yakni semacam bank sampah akan lebih mudah dijalankan. Sebab, keberhasilan dalam penanganan sampah sangat terletak pada partisipastif warga. Sampah ini problemnya sudah sangat kompleks, akut dan rumit.
"Jadi, harus ditangani secara sistematis dan masif dengan melibatkan banyak pihak. Untuk itu, Salarea Foundation mengembangkan model MPL berbasis komunitas alam dengan operasional simpul-simpul komunitas yang saling teritegrasi di beberapa wilayah," beber Cecep.
Komunitas Alam Loji, sebagai titik simpul pertama pengembangan kampanye lingkungan plus produksi paving block, sekaligus menjadi model percontohan untuk titik simpul komunitas alam lainnya. "Mudah-mudahan, dalam waktu dekat ini akan dibentuk lagi komunitas alam di Cibodas dan Jabal," sebut Cecep.
Tokoh masyarakat Loji, Iyan mengapresiasi upaya Salarea Foundation dalam menginisiasi program peduli lingkungan dengan memproduksi paving block dari sampah plastik. "Program penanganan sampah ini positif bagi warga untuk membiasakan tidak buang sampah ke kali. Kami mengapresiasi bantuan alat cetak paving block dari Salarea Foundation. Semoga kegiatan semacam ini terus berkembang dan menjadi solusi kreatif dalam penanganan sampah," harap dia.
Editor: Tokohkita