Kasus Covid-19 Melonjak, Garut Akan Terapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan, pembatasan dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi kenaikan kasus, meskipun saat ini Kabupaten Garut masih berada di dalam zona oranye atau risiko sedang.
TOKOHKITA. Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, bakal kembali menerapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), menyusul terjadinya lonjakan kasus terkonfirmasi covid-19 beberapa hari terakhir ini.
Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan, pembatasan dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi kenaikan kasus, meskipun saat ini Kabupaten Garut masih berada di dalam zona oranye atau risiko sedang. "Kami tidak ada menerapkan pembatasan seperti Kota Bandung, di Garut ini hanya 25 persen. Semua kegiatan termasuk perkawinan akan dibatasi," kata Rudy melalui keterangan tertulis, Jumat (18/6/2021).
Rudy mengatakan, Kabupaten Garut masih memperbolehkan acara pernikahan, tetapi bakal dijaga ketat personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Garut dan Kepolisian Resor (Polres) Garut. Nantinya, masyarakat akan menggelar pesta pernikahan harus melapor terlebih dahulu kepada satgas. "Mohon disiplin jadi kalau seren sumeren (prosesi akad nikah) jangan terlalu lama," katanya.
Selain pesta pernikahan, lonjakan kasus terjadi pihaknya banyak melakukan pemeriksaan massal di wilayah yang terindikasi memiliki penyebaran Covid-19. Hal tersebut agar orang-orang yang positif Covid-19 tidak bergejala, tidak berkeliaran dan merugikan orang lain setelah mengetahui hasil dari tes tersebut.
"Tidak boleh merugikan orang lain, jadi kalau tidak diantigen dia tidak tau OTG berjalan ke sana kesini berjalan-jalan, jujur lebih efektif," kata Rudy.
Kabupaten Garut menjadi penyumbang jumlah terkonfirmasi positif aktif Covid-19 terbanyak kedua di Jawa Barat. Hingga Jumat (18/6/2021) pagi, jumlah warga yang dirawat atau menjalani isolasi mandiri sebanyak 3.753 orang. Urutan pertama terbanyak, ada di depok mencapai 4.940.
Adapun secara nasional, penambahan kasus Covid-19 secara harian menembus 12.000 kasus pada Kamis (17/6/2021). Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak 14 Januari 2021 dengan kasus harian di atas 14.000. Saat ini, ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab lonjakan kasus. Pertama, akibat mobilitas saat libur Idulfitri. Kedua, dari kemunculan varian virus Corona terbaru.
Editor: Tokohkita