Pengelolaan Sampah dan Ekonomi Sirkular
Danone dan Greeneration Foundation Gelar Edukasi dan Pelatihan untuk Jurnalis
- Beranda /
- Kabar /
- LINGKUNGAN /
- Senin, 28 Juni 2021 - 23:58 WIB
Kegiatan ini diikuti oleh 40 jurnalis lokal dan nasional, serta 20 mahasiswa dari lembaga pers dan jurusan Jurnalistik di perguruan tinggi di Indonesia. Melalui sarana edukasi ini diharapkan jurnalis dan mahasiswa dapat semakin memahami seputar seputar isu pengelolaan sampah, konsep dan implementasi ekonomi sirkular.
TOKOHKITA. Sebagai bentuk komitmen untuk mendukung visi pemerintah Indonesia sekaligus menginspirasi publik untuk lebih mengenal dan memperhatikan isu pengelolaan sampah dan pengembangan konsep ekonomi sirkular di Indonesia, Danone Indonesia berkolaborasi bersama Greeneration Foundation melangsungkan program edukasi dan pelatihan jurnalistik yang berlangsung secara virtual dari 28 Juni 2021 hingga 23 Juli 2021.
Kegiatan ini diikuti oleh 40 jurnalis lokal dan nasional, serta 20 mahasiswa dari lembaga pers dan jurusan jurnalistik di perguruan tinggi di Indonesia. Melalui sarana edukasi ini diharapkan jurnalis dan mahasiswa dapat semakin memahami seputar seputar isu pengelolaan sampah, konsep dan implementasi ekonomi sirkular yang nantinya akan menjadi acuan bagi para peserta untuk merumuskan peran yang dapat mereka berikan dalam kedua aspek tersebut.
Saat ini di Indonesia diperkirakan sebanyak 85.000 ton sampah yang dihasilkan per harinya dengan perkiraan kenaikan jumlah mencapai 150.000 ton per hari pada tahun 2025. Jumlah ini didominasi oleh sampah yang berasal dari rumah tangga, yang berkisar antara 60% hingga 75%.
Sementara itu, berdasarkan data dari Indonesia National Plastic Action Partnership yang dirilis bulan April kemarin, setiap tahunnya Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik dan 9%-nya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau dan laut. Untuk itu, pemerintah Indonesia telah menetapkan target strategis untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke lautan sebesar 70% di tahun 2025.
“Permasalahan sampah di Indonesia belum selesai, masalahnya masih kompleks. Sebanyak 67,2 juta ton sampah Indonesia masih menumpuk setiap tahunnya. Penumpukkan ini diperkirakan akan bertambah dua kali lipat pada tahun 2050 apabila tidak ada kebijakan tegas untuk sampah plastik yang akan berakibatkan pada pencemaran ekosistem dan lingkungan.
Upaya pencegahan juga telah dilakukan oleh masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat melalui usaha gaya hidup minim sampah dan juga regulasi UU pengelolaan sampah rumah tangga. Selain itu pelaku usaha atau produsen juga memiliki kewajiban untuk pengurangan dan pengelolaan sampah yang telah mereka distribusikan contohnya dengan pembatasan produksi dan reuse sampah kemasan.
Apabila usaha dan gaya hidup ini terus dilakukan maka tujuan untuk pengurangan sampah dapat terealisasi dengan baik,” tutur Agus Supriyanto, Kepala Seksi Bina Peritel Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Salah satu cara mencapai target tersebut adalah dengan membangun pendekatan ekonomi sirkular yang merupakan sebuah konsep alternatif dari ekonomi linear (take-make-dispose) yang dirancang untuk mengurangi sampah dan polusi; memperpanjang waktu pakai produk dan material dan mendukung regenerasi sistem alami.
Berdasarkan hasil studi laporan “The Economic, Social, and Environmental Benefits of Circular Economy in Indonesia” penerapan ekonomi sirkular dapat berpotensi mengurangi sampah di Indonesia hingga 18-52% Hingga saat ini, penerapan ekonomi sirkular di Indonesia juga telah memberikan mata pencaharian bagi lebih dari 5 juta masyarakat Indonesia yang menjadi bagian dari rantai nilai daur ulang.
Menurut Vanessa Letizia, Executive Director Greeneration Foundation, “Permasalahan sampah yang terjadi saat ini sudah pada tahap kedaruratan, walaupun kami melihat trend peningkatan pengetahuan dan kepedulian di masyarakat mengenai isu ini, tetapi tentunya kita masih harus melakukan berbagai upaya sebagai solusi permasalahan sampah di Indonesia.”
Untuk itu dibutuhkan peran lintas sektor termasuk jurnalis dan media dalam menginspirasi publik untuk lebih bijak dalam mengelola sampah dan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkular. Terkait hal ini, Arif Mujahidin, Corporate Communication Danone Indonesia menjelaskan, “Kami menyadari, salah satu edukasi yang paling efektif bagi masyarakat adalah melalui media massa.
Namun saat ini,belum banyak referensi mengenai pengolahan sampah dan ekonomi sirkular yang mendapatkan tempat dan menjadi pusat perhatian di media massa kita. Padahal, kami sangat yakin bahwa media massa merupakan mitra penting untuk dapat mengubah stigma dan cara pandang masyarakat luas dalam menciptakan bumi yang lebih baik.”
“Kami berharap kegiatan edukasi dan pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kapasitas jurnalis terhadap isu pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular. Sehingga, jurnalis dan media di Indonesia dapat menjadi sumber informasi, terdepan dan terpercaya, yang dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk menerapkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan, lebih bijak dalam mengelola sampah sehingga lebih ramah lingkungan,” tutup Arif.
Editor: Tokohkita