Rokhmin Dahuri Jadi Pembicara di Global Summit on Ocean Conservation and Combating IUU Fishing
- Beranda /
- Kabar /
- Internasional /
- Rabu, 22 September 2021 - 22:22 WIB
Rokhmin menyampaikan makalah berjudul “Indonesian Breakthrough Policies for Sustainable and Prosperous Capture Fisheries”. Yang intinya menjelaskan kebijakan KKP dibawah komando Menteri Sakti Wahyu Trenggono. Yakni, pembangunan perikanan tangkap secara terukur berbasis sains dan teknologi.
TOKOHKITA. Prof. Rokhmin Dahuri, Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan (2020 - 2024) hadir mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara “2021 ICCF US Congressional International Conservation Leadership Award Dinner” di Hotel Intercontinental, Washington DC, Amerika Serikat, Senin ,20 September 2021.
Adapun yang menerima award adalah Mr. Ivan Duque Marquez, Presiden Republik Kolombia dan Mr. Joao Manuel Concalves Lourenco, Presiden Republik Anggola. Hadir sejumlah Senator dan anggota DPR AS, tokoh konservasi dunia seperti Peter Seligmann (Chairman Conservation International), Jennifer L. Morris (CEO The Nature Conservancy), dan Carlos Manuel Rodriguez (CEO Global Environment Facility), sejumlah CEO multi national corporation seperti Rob dan Melani Walton dan CEO Volkawagen, para anggota DPR dari 20 negara, dan LSM yang berjumlah sekitar 500 orang.
Dalam kesempatan tersebut, Rokhmin menjadi salah satu pembicara pada “Global Summit on Ocean Conservation and Combating IUU Fishing”. Pembicara lain, Prof. Lee White (Menteri Lingkungan Hidup Republik Gabon), Rear Admiral Scott W. Clendenin (Wakil US Coast Guard) dan Ketua DPR Meksiko. Sementara itu, anggota DPR RI yang hadir dalam event international ini adalah Budisatria Djiwandono, Boby Adhityo Rizaldi, Luluk Nur Hamidah, dan Yan Permenas Mandenas.
Rokhmin menyampaikan makalah berjudul “Indonesian Breakthrough Policies for Sustainable and Prosperous Capture Fisheries”. Yang intinya menjelaskan kebijakan KKP dibawah komando Menteri Sakti Wahyu Trenggono. Yakni, pembangunan perikanan tangkap secara terukur berbasis sains dan teknologi. Selanjutnya, membagi wilayah pengelolaan perikanan menjadi zona perikanan industri, perikanan rekreasi (sport fishing), kawasan konservasi (spawning and nursery grounds), dan perikanan tradisional.
Rohmin juga memaparkan tentang pemberlakuan sistem kuota penangkapan berdasarkan pada potensi produksi lestari (MSY) stok ikan di setiap wilayah pengelolaan perikanan dan fishing power setiap kapal ikan. Selian itu, kebijakan lain yang diterapkan KKP adalah manajemen rantai pasok terpadu dalam pembangunan perikanan tangkap. Strategi Indonesia dalam memerangi illegal, unregulated and unreported (IUU ) fishing juga tak luput dijabarkan oleh Guru Besar IPB University tersebut.
Editor: Tokohkita