Enam Rekomendasi Rokhmin Dahuri untuk Pembangunan Agromartim
Menurut Rokhmin, pembangunan agro-maritim harus mampu meningkatkan daya saing, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, yakni mampu menyerap tenaga kerja dan menciptakan ekonomi inklusif, sehingga bisa menyejahteraan masyarakat secara berkeadilan, dan berkelanjutan.
TOKOHKITA. Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University memaparkan road map pembangunan ekonomi maritim untuk peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan pada Webinar 3 Road to SAEGALA 2022 bertajuk ”Pemanfaatan dan Efektivitas Teknologi dalam Sistem Pertanian dan Kemaritiman Berkelanjutan” yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Amerika-Eropa secara daring, Sabtu (21/5/2022).
Menurut Rokhmin, pembangunan agro-maritim harus mampu meningkatkan daya saing, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, yakni mampu menyerap tenaga kerja dan menciptakan ekonomi inklusif, sehingga bisa menyejahteraan masyarakat secara berkeadilan, dan berkelanjutan.
"Atas dasar itu, saya mengusulan enam rekomendasi sebagai peta jalan untuk pembangunan agro-maritim di Indonesia yang berkelanjutaan," terang Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia.
Adapun road map pembangunan ekonomi maritim dilakukan melalui beberapa pendekatan. Pertama, revitalisasi yakni peningkatan produktivitas, efisiensi, daya saing, inklusivitas, dan sustainabilit pada seluruh sektor dan bisnis agro-maritim yang ada sekarang.
Kedua, pengembangan sektor dan bisnis agro-maritim konvensional (established sectors) di wilayah pesisir dan laut baru, seperti perikanan tangkap, perikanan budidaya, pariwisata bahari, ESDM, dan industri maritim. Ketiga, pengembangan sektor-sektor agro-maritim baru (emerging sectors), seperti: industri bioteknologi kelautan, nanoteknologi, shale and hydrate gas, fiber optics, deep sea mining, marine-agriculture, dan deep sea water industry.
Keempat, pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (kemakmuran) baru di delapan provinsi kepulauan, wilayah pesisir sepanjang ALKI, pulau-pulau kecil, dan wilayah perbatasan, dengan model Kawasan Industri Maritim Terpadu berskala besar (big-push development model)
Kelima, penguatan dan pengembangan konektivitas maritim, yakni tol laut dan konektivitas digital melalui revitalisasi dan pengembangan armada kapal yang menghubungkan pelabuhan utama, dari ujung barat sampai ujung timur NKRI. "Perlu dilakukan revitalisasi dan pembangunan pelabuhan baru sebagai tambat labuh kapal, basis logistik, dan kawasan industri. Kemudian, pembangunan transportasi multimoda (sungai, darat, kereta api, atau udara) dari pelabuhan ke wilayah darat, serta konektivitas digital," papar Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020- 2024 ini.
Rekomendasi keenam, Rokhmin bilang, semua unit usaha sektor ekonomi kelautan harus menerapkan skala ekonomi (economy of scale); integrated supply chain management system; inovasi teknologi mutakhir (Industry 4.0) pada setiap mata rantai suplai, sustainable development principles (Blue Economy).
"Selanjutnya, seluruh proses produksi, pengolahan atau manufakturing, dan transportasi harus secara gradual menggunakan energi terbarukan [zero emission, CO2] dan zero waste, serta eksplorasi dan eksploitasi ESDM serta SDA non-konvensional harus dilakukan secara ramah lingkungan," ujarnya. Selain itu, Rokmin menambahkan, adanya pengelolaan lingkungan pada tata ruang, rehabilitasi ekosistem yang rusak, pengendalian pencemaran, dan konservasi keanekaragaman hayati (biodiversity).
Editor: Tokohkita