Rokhmin Dahuri
Jalankan Ekonomi Pancasila Secara Konsisten untuk Keadilan Bernegara
Dalam kesempatan tersebut, Rokhmin juga menerangkan mengenai ekonomi Pancasila. Yang mana, pancasila adalah dasar NKRI, sudah merupakan kesepakatan final, semua warga negara dilarang mengubahnya.
TOKOHKITA. Indonesia memiliki modal dasar pembangunan yaitu jumlah penduduk 274 juta orang (terbesar keempat di dunia) dengan jumlah kelas menengah yang terus bertambah, dan dapat bonus demografi dari 2020–2040. Di sisi lain, Indonesia denga menganut ekonomi Pancasila, sejatinya bisa memberikan keadilan dan kemakmuran bagi rakyat bila dijalankan secara konsisten.
Demikian dikatakan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS saat tampil sebagai narasumber pada Sekolah Kebangsaan dan Peradaban “Filsafat, Saintek, dan Moralitas” di Aula Bung Hatta Pasca Sarjana, Universitas Negeri Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Kegiatan tersebut diselenggarakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Karakter dan Peradaban Saudi Fund Development (P2KP-SFD) UNJ.
“Yang hal tersebut, merupakan potensi human capital (daya saing) dan pasar domestik yang luar biasa. Kemudian potensi Kaya Sumber Daya Alam (SDA) baik di darat maupun di laut. Hal ini merupakan potensi human capital (daya saing) dan pasar domestic yang luar biasa besar,” ujar Prof. Rokhmin Dahuri dalam makalah bertema “Memperkokoh Nilai-Nilai Kebangsaan Untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”.
Dalam kesempatan tersebut, Rokhmin juga menerangkan mengenai ekonomi Pancasila. Yang mana, pancasila adalah dasar NKRI, sudah merupakan kesepakatan final, semua warga negara dilarang mengubahnya. Pancasila sejalan, tidak bertentangan dengan agama yang resmi ditetapkan oleh Pemerintah RI. “Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara benar dan konsekuen, terutama sila kedua dan sila kelima akan menjamin kehidupan berbangsa dan bernegara yang berkeadilan,” jelasnya.
Kemudian, keadilan di semua aspek kehidupan baik ekonomi, sosial-budaya, dan polhukam akan menghadirkan Kehidupan bangsa yang rukun, damai, dan solid. “No justice, no peace,” tandansya.
Di sisi lain, Rokhmin juga berharap semua bisa sukses dan bahagoa hidup di dunia dan akhirat kelak. Atas dasar itu, alumni Universitas Negeri Jakarta harus memiliki profil, antara lain. Pertama, kompeten dan menguasai IPTEK sesuai bidang ilmu (Prodi, Fakultas) semasa kuliah (Hard Skills).
Kedua, menguasai teknologi digital dan informasi seperti komputer, HP, dan platform lain atau hard skills. Ketigas, menguasai sedikitnya satu bahasa asing seperti Inggris, Arab, Mandarin, dan lainnya atau kemampuan soft skills. Keempat, memiliki soft skills emotional, social, and spiritual quotient yang unggul: motivasi tak pernah kering; kerja terbaik; teamwork (kerjasama); networking (silaturrahim) positive thinking and attitude, dan, akhlak mulia. "IMTAQ kokoh menurut agama masing-masing, dan menghormati pemeluk agama lain," sebutnya.
Selanjutnya, salah satu hal yang dibahas oleh Prof Rokhmin dalam paparannya, adalah kelompok Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan keahlian yang dibutuhkan di abad ke-21.
LITERASI DASAR: Kemampuan menggunakan core skills untuk kehidupan sehari-hari, Literasi Membaca, Numerasi, Literasi IPA, Literasi TIK, Literasi Finansial, Literasi Agama, Budaya & Bermasyarakat. KOMPETENSI: Kemampuan menyelesaikan permasalahan kompleks, Berpikir Kritis, Kreatif, Problem solving, Komunikasi, Kolaborasi, Inovatif. KARAKTER: Kemampuan menghadapi perubahan pesat pada lingkungan, Ingin Tau, Inisiatif, Gigih, Adaptif, Kepemimpinan, Entrepreneurship, Kepekaan Sosial & Budaya, IMTAQ & Akhlak Mulia
Rokhmin mengutip Thomas J. Stanley Ph.D tentang 100 Success Factors. Antara lain, Kejujuran (Being honest with all people), Disiplin (Being well-disciplined), Mudah bergaul (Getting along with people), Dukungan pendamping (Having a supportive spouse), Kerja keras (Working harder than most people), Kecintaan pada yang dikerjakan (Loving my career/business).
Kemudian, Kepemimpinan (Having strong Leadership qualities), Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/ personality), Hidup teratur (Being very well-organized), Kemampuan menjual gagasan (Having an ability to sell ideas/products). “Faktor penentu sukses “Tingkat IQ” berada diurutan ke-21, sementara faktor “Lulus dengan Nilai Terbaik” diurutan ke-23,” pungkas Duta Besar Kehormatan Jeju Island dan Busan, Korea Selatan itu.
Di akhir acara, Rokhmin mengapresiasi program Sekolah Kebangsaan dan Peradaban yang diselenggarakan oleh UNJ. “Kegiatan ini sangat bagus dalam menumbuhkan dan berpikir kritis yang berkaitan bagi persoalan kebangsaan dan peradaban. Sukses untuk kegiatan UNJ,” ucap Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020 – 2024 .
Editor: Tokohkita