Mengelola Sampah Plastik Low-Value Untuk Infrastruktur Berkelanjutan
- Beranda /
- Kabar /
- LINGKUNGAN /
- Rabu, 22 Februari 2023 - 21:16 WIB
Kurangnya pengelolaan sampah plastik low-value ini mendorong Chandra Asri untuk menginisiasi kemitraan multi-pihak dalam kolaborasi pemanfaatan sampah plastik low-value untuk dijadikan campuran aspal.
TOKOHKITA. Sebagai perusahaan yang berperan aktif dalam penerapan ekonomi sirkular sebagai bagian dari komitmen terhadap nilai environmental, social, and governance (ESG), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) menaruh perhatian besar terhadap permasalahan sampah di Indonesia khususnya sampah plastik bernilai rendah (low-value).
Hal ini disebabkan sampah plastik low-value seperti kantong kresek bekas kerap tidak terkelola dengan baik karena berat jenisnya yang ringan dan dianggap tidak memiliki nilai ekonomi signifikan.
Kurangnya pengelolaan sampah plastik low-value ini mendorong Chandra Asri untuk menginisiasi kemitraan multi-pihak dalam kolaborasi pemanfaatan sampah plastik low-value untuk dijadikan campuran aspal.
Mengambil momentum Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Chandra Asri menggandeng Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut menggelar diskusi mengenai Pemanfaatan Sampah Plastik Low-Value untuk Infrastruktur yang Berkelanjutan dengan narasumber Sekertaris Dinas PUPR Kabupaten Garut, Asep Oo Kosasih, Wakil Ketua Adupi, Justin Wiganda dan Direktur Legal, External Affairs, and Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai.
Topik ini sejalan dengan inisiatif ekonomi sirkular yang dijalankan Chandra Asri dan mitra untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan tema peringatan Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2023 yakni, "Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat".
Dalam diskusi tersebut, para pembicara membahas mengenai pemanfaatan sampah plastik kresek yang tergolong low-value dapat diolah kembali dalam konsep ekonomi sirkular untuk menjadi aspal plastik.
Sebagai bahan baku campuran aspal dengan spesifikasi tertentu, sampah plastik low-value dapat meningkat nilai ekonominya menjadi high-value karena dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Salah satu langkah penting dalam mengimplementasikan aspal dengan campuran sampah plastik low value tersebut adalah kolaborasi dan peran aktif multi pihak untuk mewujudkannya.
Direktur Legal, External Affairs, and Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai mengatakan, “Melalui momentum peringatan Hari Sampah Nasional ini kami ingin menekankan kembali pentingnya kolaborasi multipihak untuk mengentaskan permasalahan sampah di Indonesia.
Bersama para mitra, kami terus berupaya membangun rantai pasok terbaik untuk mendukung implementasi program aspal plastik sebagai salah satu inisiatif ekonomi sirkular kami.
Program aspal plastik ini juga menjadi medium kami untuk memberikan nilai dan mendorong pengelolaan sampah plastik low-value sekaligus membantu pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam penyediaan infrastruktur berkelanjutan bagi masyarakat.”
Pemanfaatan sampah plastik low-value untuk pengaspalan jalan juga sudah dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia. Berdasarkan penelitian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), penambahan sampah plastik low-value jenis kresek terbukti dapat meningkatkan stabilitas jalan hingga 40%.
Salah satu daerah yang telah sukses mengimplementasikan jalan aspal plastik adalah Kabupaten Garut. Berkolaborasi dengan Chandra Asri dan Yayasan Bakti Barito, Pemerintahan Kabupaten Garut berkomitmen untuk menerapkan jalan aspal plastik sepanjang 50 km pada tahun 2022 hingga 2023.
Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Garut, Asep Oo Kosasih mengatakan, “Kami menyambut baik terjalinnya sinergi antara Pemerintah dan mitra di sektor swasta untuk bersama-sama menciptakan solusi guna mengurai permasalahan sampah sekaligus membangun infrastruktur yang mumpuni.
Program aspal plastik ini dapat meningkatkan efisiensi anggaran pemeliharaan karena stabilitas jalan yang meningkat hingga 40% sehingga jalan tidak mudah retak dan dapat digunakan lebih lama dibandingkan aspal konvensional.
Hal ini sejalan dengan misi Garut untuk mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta kemantapan infrastruktur sesuai daya dukung dan fungsi ruang untuk dapat mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya.”
Implementasi program aspal plastik tidak terlepas dari peran industri daur ulang yang mengelola sampah dari Pemulung ataupun Pelapak. Dalam menjalankan program aspal plastik, Chandra Asri dan mitra didukung oleh mitra asosiasi, salah satunya ADUPI, yang menyediakan pasokan bahan baku sampah plastik sebagai campuran aspal.
Wakil Ketua ADUPI, Justin Wiganda, mengatakan, “Kami melihat potensi yang besar dari sampah plastik low-value jenis kresek, salah satunya dengan dimanfaatkan menjadi bahan baku campuran aspal untuk diterapkan di infrastruktur jalan raya sebagai wujud ekonomi sirkular.
Pemanfaatan sampah plastic low-value ini juga dapat meningkatkan jumlah bahan baku daur ulang plastik yang terkumpul, meningkatkan nilai ekonomi sampah plastik dari low-value menjadi high-value dan membantu memberikan pendapatan lebih bagi Pelapak dan pekerja sektor informal lainnya serta mendorong pertumbuhan Industri Daur Ulang dalam negeri”.
Justin melanjutkan, ADUPI siap berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain untuk membantu menangani permasalahan sampah terutama sampah plastik. Bersama pemerintah, ADUPI juga membangun standar bahan baku daur ulang plastik dan memberi kontribusi besar untuk mempercepat implementasi ekonomi sirkular dalam bidang plastik di Indonesia.
Chandra Asri pertama kali menerapkan aspal plastik untuk jalan di pabriknya sendiri di tahun 2018 dengan berkolaborasi bersama anggota ADUPI untuk pemenuhan bahan baku cacahan plastik. Sejak itu, Chandra Asri proaktif menjalin kerja sama dengan Pemerintah, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainya untuk melanjutkan program Aspal Plastik untuk Indonesia Asri ini. Hingga tahun 2022, Chandra Asri dan mitra telah mengimplementasikan aspal plastik di sepanjang 78,3 km jalan dengan mengelola lebih dari 650 ton sampah plastik dari TPA.
Editor: Tokohkita