Seren Jampana Gawir Panyawangan Dihadiri Patih Kesultanan Cirebon
Seren Jampana merupakan alat bantu transportasi pada zaman dahulu yang mengangkut hasil bumi yang dilakukan secara gotong royong.
TOKOHKITA. Pemerintah Desa Karyamukti, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menggelar tradisi ‘Seren Jampana’ di Gawir Panyawangan, Minggu (27/8/2023).
Seren Jampana merupakan alat bantu transportasi pada zaman dahulu yang mengangkut hasil bumi yang dilakukan secara gotong royong. Dalam perayaan kemerdekaan, masyarakat membawa alat demikian sebagai Rondon yang diisi beragam makanan yang nanti akan dimakan bersama-sama saat karnaval Agustusan/.
Hadir dalam kegiatan budaya untuk memeriahkan HUT ke-78 Kemerdekaan RI ini Patih Kesultanan Kanoman Cirebon, Pangeran Patih Raja Muhamad Qodiran, dan Kepala Desa Karyamukti Widya Heru Kartika, dan tamu udangan lainnya.
Fikri Firdaus, Tokoh Masyarakat Karyamukti mengatakan, hal paling utama saat kegiatan tradisi tersebut dilakukan adalah dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. “Kedua, untuk mensyukuri bahwa dimulainya kalau bahasa Sunda ‘lalakon’ itu bentuk perjalanan ‘gawe panyawangan’ dalam hal mengembangkan budaya Kesundaan,” kata Owner Gawir Panyawangan, yang merupakan sasana atau padepokan tempat pergelaran seni dan budaya.
Ketiga, Seren Jampana menjadi jembatan syukuran dan silaturahim, karena bertemu banyak orang termasuk tokoh Sunda dari Kesultanan Cirebon, dalam hal ini Kesultanan Kanoman. Atas dasar itu, pihaknya mengapresiasi kehadiran Patih Kesultanan Kanoman Cirebon, Pangeran Patih Raja Muhamad Qodiran, yang disambut hangat oleh masyarakat.
Lebih lanjut Fikri menjelaskan, Seren Jampana merupakan alat bantu transportasi pada zaman dahulu yang berfungsi untuk mengangkut hasil bumi secara gotong royong. “Digotong oleh beberapa orang atau empat orang yang isinya biasanya palawija, makanan dan lain sebagainya,” terangnya.
Fikri bilang, Gawir Panyawangan merupakan tempat yang dibangun untuk melestarikan kebudayaan lokal, khususnya budaya Sunda serta membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar.
“Tidak hanya difungsikan sebagai cafe dan menikmati pesona alam, tempat ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan budaya bagi masyarakat. Untuk para pengunjung dapat menawarkan pengalaman yang autentik dalam memahami kearifan lokal Sunda, seperti seni kerajinan tangan, tari, adat istiadat, dan lainnya,” paparnya.
Ke depan, Gawir Panyawangan bisa membuka peluang bagi pelaku usaha lokal untuk memasarkan produknya seperti, kerajinan bambu dan makanan tradisional Sunda, di samping memperkuat identitas budaya Sunda. "Harapan saya bisa mendukung ekonomi lokal dengan cara merangsang kreativitas dan inovasi UMKM untuk meningkatkan pendapatan warga sekitar," tutur Alumni SMAN Cibatu ini.
Editor: Tokohkita