September 2023, Nasional Re Capai Risk Based Capital 123,7%
Angka ini telah melampaui ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mensyaratkan RBC perusahaan reasuransi minimum sebesar 120%.
TOKOHKITA. PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re) mencatatkan rasio solvabilitas atau Risk Based Capital (RBC) sebesar 123,7% per September 2023. Angka ini telah melampaui ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mensyaratkan RBC perusahaan reasuransi minimum sebesar 120%.
Ini merupakan peningkatan pesat dibandingkan akhir Desember 2022 di mana saat itu RBC perseroan hanya sebesar 3,3%. Sementara itu, sepanjang Januari September 2023, Nasional Re membukukan premi bruto senilai Rp 4,02 triliun.
Selain RBC, persyaratan minimum lainnya yang menjadi indikator kesehatan keuangan perusahaan reasuransi adalah Rasio Kecukupan Investasi (RKI) dan ekuitas. Untuk RKI, per September 2023, Nasional Re mencatat RKI sebesar 118,91%, lebih tinggi dari persyaratan OJK yakni minimum 100%. Sementara itu perseroan membukukan ekuitas sebesar Rp 994,88 Miliar. Jauh melebihi ketentuan minimum OJK yaitu Rp 200 miliar.
Dengan demikian, untuk ketiga indikator kesehatan keuangan yaitu RBC, RKI, dan ekuitas Nasional Re telah melebihi ketentuan dari OJK. Kinerja Nasional Re ini boleh dibilang luar biasa mengingat memasuki 2023, ketiga indikator baik RBC, RKI, dan ekuitas, seluruhnya di bawah ketentuan OJK. Hingga akhir 2022, besaran RBC di angka 3,3%, RKI 86,7%, dan ekuitas hanya Rp 117,32 miliar. Namun, dalam kurun waktu 9 bulan, di bawah kepemimpinan Direktur Utama Albert J.Rotinsulu, ketiga indikator tersebut kini sudah di atas ketentuan OJK.
“Ini semua merupakan buah dari kerja keras seluruh karyawan, direksi, dan komisaris Nasional Re. Sejak awal 2023, direksi telah mencanangkan target hingga akhir tahun ini Nasional Re kembali sehat,” ujar Rudy Victor Sinaga, Juru Bicara Nasional Re dalam keterangan resminya, Kamis (12/10 /2023).
Menurut dia, perseroan fokus pada sejumlah inisiatif yang tertuang dalam Rencana Tindak yang telah disetujui oleh OJK. Inisiatif tersebut mencakup antara lain review dan restrukturisasi atas portofolio bisnis yang ada saat ini, atas klaim lama, utang piutang, dan suspend account, melakukan rebalancing portofolio investasi, serta mencari sumber bisnis baru yang menguntungkan perusahaan. Dukungan penuh juga diberikan oleh Indonesia Financial Group (IFG) selaku holding, dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) selaku pemegang saham pengendali.
Rudy menegaskan, Nasional Re hingga akhir tahun ini akan terus meningkatkan kinerja positif yang telah berjalan. Khusus RBC dan RKI dikatakannya masih tergolong belum aman karena masih sedikit di atas ketentuan minimum dari OJK. Masih ada 3 bulan hingga akhir tahun untuk menjadikan Nasional Re betul-betul sehat secara finansial dan dapat berkontribusi bagi ekonomi Indonesia khususnya di industri perasuransian nasional.
Dengan kondisi perseroan yang belum benar-benar pulih, Nasional Re tetap dapat membukukan premi bruto per September 2023 sebesar Rp 4,02 triliun. Tahun lalu total premi bahkan mencapai Rp 8,02 triliun, menjadikan Nasional Re sebagai market leader di industri reasuransi nasional.
Editor: Tokohkita