Rahmad Pribadi
Pupuk Indonesia Beri Kemudahan Akses Pupuk bagi Petani
Pupuk Indonesia juga menggelar Bazar Pupuk yang melibatkan lebih dari 35.000 petani LMDH dari sejumlah wilayah di Jawa Tengah
TOKOHKITA. Sebagai langkah strategis untuk mendorong kesuksesan musim tanam tahun ini, Kementerian Pertanian bersama dengan PT Pupuk Indonesia (Persero) menyelenggarakan kegiatan Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Nasional Melalui Optimalisasi Peran Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) se-Provinsi Jawa Tengah di Blora, Kamis (18/1). Acara ini dihadiri oleh Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman, dan Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi.
Bersama dengan kegiatan ini, Pupuk Indonesia juga menggelar Bazar Pupuk yang melibatkan lebih dari 35.000 petani LMDH dari sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Melalui kegiatan ini, Pupuk Indonesia tidak hanya mendukung kegiatan sosialisasi dan edukasi petani LMDH pada musim tanam awal tahun 2024, tetapi juga memberikan kemudahan akses pupuk nonsubsidi dengan harga terjangkau bagi petani LMDH di Jawa Tengah.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menjelaskan, “Pupuk Indonesia terus melanjutkan peran aktifnya dalam menjaga ketahanan pangan nasional dengan mendorong tingkat produktivitas pertanian melalui ketersediaan pupuk, baik pupuk bersubsidi maupun nonsubsidi.
Selain menjalankan mandat pemerintah untuk memenuhi alokasi pupuk bersubsidi, pada kesempatan ini Pupuk Indonesia juga menggelar Bazar Pupuk nonsubsidi dengan harga terjangkau, yaitu dengan diskon 50%. Rangkaian kegiatan ini menjadi perwujudan komitmen kami dalam menjamin ketersediaan pupuk dan keterjangkauan harga pupuk nonsubsidi bagi para petani di wilayah Blora dan sekitarnya, sehingga masa tanam awal tahun ini dapat semakin dioptimalkan,” ujar Rahmad.
Selain melalui Bazar, Pupuk Indonesia juga terus meningkatkan ketersediaan pupuk nonsubsidi melalui kios-kios resminya. Hingga Januari 2024, sebanyak 8.734 kios atau 60?ri 14.532 kios resmi pupuk bersubsidi di Pulau Jawa juga telah menyediakan stok pupuk nonsubsidi.
Untuk di Jawa Tengah, sebanyak 3.641 atau 74?ri 4.904 kios pupuk bersubsidi juga telah menyediakan stok pupuk nonsubsidi. Jumlah ketersediaan pupuk nonsubsidi di kios-kios resmi Pupuk Indonesia akan terus ditingkatkan pada awal musim tanam tahun 2024.
Sementara itu, hingga tanggal 14 Januari 2024 ketersediaan pupuk bersubsidi dan pupuk nonsubsidi tercatat sebesar 1.907.888 ton. Angka ini terdiri dari pupuk bersubsidi sebesar 1.315.286 ton dan pupuk nonsubsidi sebesar 592.602 ton. Adapun rinciannya, urea subsidi sebesar 831.172 ton dan NPK subsidi sebesar 484.115 ton.
Sementara urea nonsubsidi sebesar 592.692 ton dan NPK nonsubsidi 93.474 ton. Untuk ketersediaan stok pupuk bersubsidi sendiri sudah mencapai 200 persen atau dua kali lipat lebih banyak dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Upaya untuk meningkatkan ketersediaan pupuk juga dilakukan dengan menghadirkan program MAKMUR. Ekosistem pertanian mandiri yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN ini memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani melalui penggunaan pupuk nonsubsidi. Lingkup program ini mencakup pada pemberdayaan petani melalui pendampingan intensif, fasilitas akses permodalan, perlindungan risiko, dan jaminan akses pasar dengan harga bersaing.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga saat ini tengah menggencarkan program Gebyar Diskon Pupuk Nonsubsidi yang hadir di lebih dari 31 kabupaten/kota di Pulau Jawa.
Lewat program ini, Perusahaan hadir bagi para petani lewat pemberian akses mudah memperoleh pupuk dengan diskon sebesar 40%, yaitu dari harga Rp450 ribu menjadi Rp270 ribu untuk dua jenis pupuk, yaitu pupuk Urea dan NPK nonsubsidi masing-masing dengan kemasan 25 kilogram.
“Antusiasme para petani Blora pada acara kali ini kami sangat kami apresiasi. Pupuk Indonesia akan terus mendukung perwujudan ketahanan pangan nasional lewat kontribusi kami dalam membawa berbagai kemudahan dan dukungan bagi para petani. Kami harap, segala inisiatif yang telah kami jalankan turut berdampak positif pada penguatan ketahanan pangan nasional.” tutup Rahmad.
Editor: Tokohkita