Siti Hasnah Pauliah
Rumah Tangguh Stunting Bisa Tampung Keluhan Warga
Dengan adanya Rumah Tangguh Stunting maka diharapkan bisa terus membantu pemerintah atau dinas kesehatan untuk mengurangi angka stunting di Indonesia terkhusus Cibatu, Garut
TOKOHKITA. Angka stunting yang masih tinggi menuntut perhatian khusus dalam penanganannya. Pemenuhan gizi ibu sejak hamil, melalui masa menyusui, hingga pada balita (1.000 Hari Pertama Kehidupan/HPK) menjadi kunci utama dalam menangani masalah ini.
Adapun pendidikan dan penyuluhan terkait gizi pada setiap tahap kehidupan ini menjadi landasan penting untuk menciptakan generasi yang sehat dan tangguh. Semua gerakan ini harus dijalankan semua pihak terkait, baik itu pemerintah, swasta, masyarakat dan lainnya.
Atas dasar itu, Calon Legislatif DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil XIV Garut dari Partai PKS, Siti Hasnah Pauliah mengapresiasi insiasi dari Yayasan Kelompok Kerja Salarea (Salarea Foundation) dan Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI) Bandung yang meluncurkan program Rumah Tangguh Stunting.
"Alhamdulillah, Salarea Foundation telah bekerjasama dengan STFI Bandung juga UPTD Puskesmas Cibatu, serta Kecamatan Cibatu yang bisa bersinergi dengan baik dalam upaya penurunan angka stunting," katanya kepada Tokohkita, Kamis (25/1/2024).
Menurut Pauliah, Rumah Tangguh Stunting yang telah diresmikan oleh dr Helmi Budiman, Wakil Bupati Garut yang baru saja purnabakti dua hari yang lalu, ke depannya bisa memberikan kontribusi dalam membantu pemerintah dalam mencegah kasus baru stunting dan gizi buruk. "Insya Allah, kami juga siap bekerjasama dan terus bersinergi dengan Rumah Tangguh Stunting yang diinisiasi Kang Dadan," sebutnya.
Menurut wanita berhijab yang akrab disapa Bunda Pauliah ini, dengan adanya Rumah Tangguh Stunting maka diharapkan bisa terus membantu pemerintah atau dinas kesehatan untuk mengurangi angka stunting di Indonesia terkhusus Cibatu, Garut. "Kita kan terus berupaya dan membuat kegiatan kegiatan yang bisa menurunkan angka stunting di Kabupaten Garut. Kita pun harus terus mengadakan penyuluhan-penyuluhan bersama UPTD setempat," tuturnya.
Yang terang, jika banyak pihak yang terlibat dalam kegiatan anti stunting, maka ini akan jadi perhatian masyarakat. "Sehingga masyarakat bisa sharing dan menyampaikan keluhan-keluhan di Rumah Tangguh Stunting," imbuh Bunda Pauliah.
Ketua Salarea Foundation Dadan M Ramdan menegaskan, Rumah Tangguh Stunting diharapkan bisa memperkuat peran dan tugas kader Posyandu dalam penanganan stunting dan promosi kesehatan. "Relawan Rumah Tangguh Stunting adalah para kader Posyandu yang menjadi ujung tombak di lapangan," ujarnya.
Dadan menambahkan, selain melibatkan para ahli kesehatan yang kompeten di bidangnya yakni dari STFI Bandung, Rumah Tangguh Stunting juga melibatkan peran sejumlah organiasi keagamaan bidang kewanitaan antara lain Fatayat dan Muslimat NU, Aisyiah Muhammadiyah, dan organisasi perempuan lainnya.
"Rumah Tangguh Stunting dibentuk secara kolaboratif dan partisipatif masyarakat sipil untuk turut membantu pemerintah dalam menurunkan angka stunting demi menuju generasi Indonesia yang tangguh, generasi emas," imbuh Owner Pawon Kopi Salarea ini.
Sebelumnya, Salarea Foundation dan STFI Bandung bekerja sama dalam meluncurkan gerakan partisipatif dalam pencegahan dan penanganan stunting lewat pendirian Rumah Tangguh Stunting (RTS) di Taman Kuliner Cibatu (TKC), Cibatu, Garut, Jawa Barat, Rabu (24/1/2024).
Adapun peresmian ini dihadiri oleh Jajaran Pimpinan STFI Bandung, Dr.apt Diki Prayogo W,M.SI, Pupung Ismayadi, ST.M.M, Dr.apt Sani Nurlaela F, M.Si. Hadir juga Camat Cibatu Sardiman Tanjung, Ketua Pokjanal Posyandu Cibatu Tinlatina Safrinawati Relawan Hands for Help Yayasan Ibdu Sina Peduli dan Komunitas Wanita Hebat Garut (Wahegar).
Turut hadir perwakilan kader posyandu dari 11 desa, Pengurus Muslimat dan Fatayat NU, Aisyiyah Muhammadiyah Cibatu, Perwakilan NU Care Lazisnu, beserta tamu undangan lainnya.
Editor: Tokohkita